Mengenang Almarhum, H Syarif Syafri BA bin Syafri, Pejuang Kemerdekaan RI
Berjuang demi Kemerdakaan RI dan Kemajuan Bengkulu Bengkulu diselimuti duka mendalam, karena salah satu vetaran pejuang RI sekaligus tokoh pemekaran Provinsi Bengkulu, H Syarif Syafri BA bin Syafri meninggal dunia, Senin (5/6) lalu.
Barisan Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD menembakkan senjata ke udara pada upacara pemakamannya di TPU Bukit Kampung Bali Bengkulu. REWA YOKE D - KOTA BENGKULU Suasana haru masih meliputi keluarga almarhum Syarif Syafri, putra kelahiran Bengkulu 12 Maret 1932 tersebut. Syarif Syafri meninggalkan tujuh orang anak yakni Susi Neri, Vita Viyanti, Usdi Eridian, Riza Mardiansyah, Hakman Novi, Yayan Alfian, dan Irfansyah.
Sejumlah kerabat, rekan dan tentara baik dari TNI AD dan TNI AL mendatangi rumah almarhum di Kompleks Perumahan Militer Padang Harapan Bengkulu.
Anak keempat almarhum, Riza Mardiansyah, yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu mengatakan, almarhum ayahnya Syarif Syafri menderita sakit dan menjalani perawatan beberapa hari di RS Tiara Sella Kota Bengkulu.
Setelah itu, tepat pada Senin 7 Juni Pukul 22.55 WIB ayahnya sudah menghembuskan napas terakhir.
\"Ayah sudah tua jadi sering sakit, dan beberapa hari belakangan sempat jatuh dari tongkatnya dan harus dirawat di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia,\" ujar Riza dengan mata berkaca, kemarin (6/6)
Menurut Riza, selama ini ayahnya memiliki perhatian besar terhadap kemajuan pemerintah Provinsi Bengkulu. Bahkan saking besarnya, beliau rela mati demi NKRI tercinta ini.
\"Bahkan kalau sedang berkumpul dengan teman-teman seperjuangannya dan bercerita tentang Bengkulu, beliau suka bercerita tentang perjuangannya melawan penjajah,\" kata Riza.
Dahulu ayah Riza turut berjuang dalam memperebutkan kemerdekaan semasa itu. Beliau berjuang di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, hingga Kabupaten Kaur dalam memperebutkan kemerdekaan. Pria yang berjuang dari tahun 1945 hingga 1950 ini, acap kali masuk hutan keluar hutan, serta pergi ke satu desa ke desa lainnya. Hal tersebut guna mengusir penjajah yang masuk di kawasan Bengkulu Selatan hingga Kabupaten Kaur.
\"Ayah bercerita beliau pernah berjuang untuk kemerdekaan Bengkulu dari penjajahan hanya bermodalkan senjata seadanya,\" tutur Riza.
Riza mengungkapkan bahwa ayahnya merupakan tokoh Bengkulu yang sangat kritis terhadap pembangunan dan birokrasi di Provinsi Bengkulu. Kritikan yang selalu disampaikan almarhum tersebut sebagai seorang tokoh, semata-mata demi kemajuan pembangunan di Provinsi Bengkulu.
\"Jelas kami sangat kehilangan, karena ayah dan beberapa tokoh pendiri Bengkulu juga sudah meninggal dunia,\" ungkapnya. Selain itu Riza juga bercerita bahwa perjuangan yang sudah dilakukan ayahnya sangat besar, selain untuk Provinsi Bengkulu, juga untuk anak-anaknya.
\"Walaupun kondisi waktu itu kami hidup susah tapi ayah saya bisa menyekolahkan kami semua. Bahkan alhamdulillah kami semua bisa dikatakan sukses seperti sekarang,\" ujarnya.
Semasa almarhum Syarif hidup, ia selalu mengajarkan semangat dari diri sendiri untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan ia juga mengharapkan anak-anaknya mampu menjalani hidup dengan sungguh-sungguh.
\"Bapak selalu bilang sukses itu tergantung dengan diri sendiri. Jika ada kemauan tentunya apa yang diingin dan dicita-citakan bisa berhasil,\" kenang Riza.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

