Transmigrasi Air Salak Kabawetan, Dari 1 Kampung Jadi 8 Desa

Transmigrasi  Air Salak Kabawetan, Dari 1 Kampung Jadi 8 Desa

TAHUN 1955 Pemerintah Pusat mengirimkan sebanyak 110 Kepala Keluarga (KK) tramsmigrasi untuk menggarap lahan  di kawasan Air Salak Desa Bandung Jaya Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Warga diberikan rumah transmigrasi serta lahan garapan seluas 110 hektar. Sampai saat ini warga sudah berkembang hingga membentuk 8 Desa.

Bagaimana ceritanya, berikut laporannya. Doni Parianata - Kepahiang POHON-pohon berukuran besar masih terkenang diingatan Oiyib (80), warga Bandung Baru Kecamatan Kabawetan saat pertama kali datang ke Kepahiang ditahun 1955. Kala itu Kepahiang masih berstatus Kecamatan sebagai wilayah dari bagian Kabupaten Rejang Lebong. Masyarakat secara bergotong royong membentuk perkampungan yang disebut sebagai Kampung Sengkuang.

Sebanyak 110 KK didatangkan dari wilayah Jawa Barat melalui program tranmigrasi. Mereka bertahan hidup dengan bercocok tanam, baik ladang perkebunan maupun persawahan yang digarap secara bersama-sama.

Oiyib mengingat saat itu mereka datang secara bergelombang. Pertama sebanyak 55 Kepala Keluarga menempati rumah trans yang disedikan pemerintah, kemudian mereka bercocok tanam dengan menanam berbagai jenis sayuran sebagai mata pencarian. \"Kami datang itu tahun 1955, kami didatangkan pemerintah Soekarno melalui program transmigrasi sebanyak 55 KK,\" ujarnya.

Setahun kemudian Pemerintah Soekarno kembali mengirim 55 KK untuk datang ke wilayah Air Salak  hingga  sekarang warga sudah berkembang menjadi ribuan jiwa dengan  satu Kecamatan yang saat ini dikenal dengan Kecamatan Kabawetan. Warga sekarang sudah berkembang bukan hanya menggarap lahan, tetapi juga sudah berkerja dipemerintahaan sebagai PNS ataupun di perusahaan perkebunan.

\"Kalau awal datang dulu semua hanya bertani, kita garap lahan seluas satu hektar,\" ujarnya.

Kades Desa Bandung Baru, Apendi (35) menjelaskan, awal kedatangan masyarakat Jawa di Kecamatan Kabawetan, setelah terjadi campur baur dengan penduduk lokal yang dikenal dengan sebutan marga Bermani. Hingga sekarang warga sudah membentuk delapan desa, masyarakat juga dikenal dengan warga jawa di Kabupaten Kepahiang. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: