Bara Okta Putra (4) Balita Penderita Hidrosefalus, Butuh Biaya Operasi Penggantian Selang

Bara Okta Putra (4) Balita Penderita Hidrosefalus, Butuh Biaya Operasi Penggantian Selang

 

Kondisi Bara Okta Putra (4) bayi penderita Hidrosefalus kembali memperihatikan, bila pada akhir tahun lalu ia menderita gizi buruk, setelah masalah gizi buruknya ditangani, kali ini muncul permasalah baru dan perlu dilakukan penanganan oleh tim medis, apa permasalah baru yang dialami Bara, berikut laporannya

Ari Apriko

Untuk mengetahui kondisi terbaru dari Bara Okta Putra (4) anak ketiga dari pasangan Erna Hayati (29) dan Tamrin (35). Bengkulu Ekspress mencoba menyambanginya di ruang teratai RSUD Curup. Dimana sejak Rabu (15/9) malam bara harus dirawat di RSUD Curup lantaran mengalami gangguan pernasapan.

\"Semalam kami bawa ke rumah sakit ini, karena sudah bernafas bahkan bibirnya sudah membiru,\" aku Erna sembari memberikan susu formula kepada Bara.

Ungkapkan Erna, memang dalam beberapa waktu belakangan bara kerap mengalami batuk-batuk dan gangguan pernapasan. Namun penyebabnya belum bisa dipastikan, bahkan dokter bedah di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu belum bisa memastikan. Namun diagnosa dokter diduga kuat gangguan pernasapan, kemudian batu dan terkadang muntah dikarena selang pembuangan cairan dari kepalanya sudah tidak pas lagi dengan tubuh bara.

\"Kalau diagnosa dokter karena selangnya yang sudah pendek, namun dokter tidak bisa memastikan karena tidak ada alat dan harus dibawa ke Jakarta.\" tambah Erna.

Dijelaskan Erna, selang pembuangan cairan yang dipasang didalam tubuh bara dipasang saat ia berusia 2 bulan dari dilahirkan pada 17 Oktober 2012 lalu. Saat dipasangkan tersebut, selang dari kepala Bara sampai ke anusnya, sehingga cairan yang keluar langsung terbuang keluar. Namun seiring bertambahnya usia, yang saat ini sudah menginjak 4 tahun, maka tubuh Bara memanjang sehingga selang tidak sampai lagi di anus melainkan saat ini hanya sebatas perutnya. Kemudian oleh dokter selang tersebut disambungkan dengan saluran kencingnya sehingga cairan dari kepalanya bisa langsung keluar.

\"Kalau kata dokter, selang ini harus cepat diganti, sehingga bisa seperti semula cairannya bisa langsung keluar,\" papar Erna yang didampingi sang suami. Hanya saja menurut Erna, penggantian selang tersebut hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.Menurut Erna, meskipun untuk biaya pengobatan Bara di RSCM gratis, namun mereka masih terkendala lain. Dimana kendala yang mereka hadapi yaitu masalah biaya kedua orang tua Bara yang menemani Bara saat berada di Jakarta, mulai dari biaya transfortasi, sewa rumah singgah hingga kebutuhan hidup mereka sehari-hari disana. Dengan profesi sang suami sebagai buruh serabutan maka untuk makan sehari-hari saja di Rejang Lebong sangat sulit, bahkan untuk tinggal aja, saat ini mereka menumpang di perumahan SDN 03 Curup Selatan. Dijelaskan Erna, berkaca dari saat bara operasi saat umur dua bulan, yang menghabiskan waktu satu bulan di Jakarta. Kedua orang tuanya menghabiskan dana sekitar 10 juta, mengingat untuk transportasi harus menggunakan pesawat, karena jika menggunakan jalur darat beresiko terhadap Bara. Sedangkan untuk perawatan Bara saat ini bisa lebih dari 1 bulan, karena berkaca dengan penderita Hidrisefalus lainnya yang mereka temui kala itu, untuk pengebotan ini bisa memakan waktu hingga 6 bulan. \"Disana nanti saya harus bersama suami, bagaimana saya mau mengurusnya kalau sendirian,\" jelas Erna Disisi lain, Erna mengaku dalam beberapa waktu terakhir ia sudah menerima bantuan dari berbagai pihak baik dari kelembagaan maupun pribadi. Dimana dana yang dikumpulkan dari pemberian warga tersebut, menurut Erna saat ini sudah terkumpul Rp 5 juta. Ia masih menunggu dana yang cukup untuk bisa mengantar Bara berobat ke Jakarta.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: