H. Kurnia Utama, SE. M.Si

H. Kurnia Utama, SE. M.Si

Pria yang satu ini tercatat saat ini sebagai Ketua DPD Golkar Provinsi Bengkulu. Ia bergabung dengan partai berlambang beringin ini pada tahun 1985.  Sebelum terjun ke dunia politik, Kurnia Utama dikenal sebagai salah satu pengusaha yang cukup berhasil.   Selain berkiprah di partai, Kurnia Utama juga aktif diberbagai organisasi. Ia pernah memimpin PSSI Provinsi Bengkulu dan juga organisasi Pemuda Pancasila. Sejalan dengan terpilih sebagai anggota DPRD, pria yang akrab disapa dengan panggilan Kukun ini harus meninggalkan perusahaan yang selama ini ia komandoi.  \"Perusahaan yang telah membesarkan dan saya besarkan harus saya tinggalkan, terutama perusahaan yang berhubungan dengan APBN dan APBD.  Saya tidak mau perusahaan saya dikait-kaitkan dengan  jabatan saya sebagai dewan.  Hal ini saya lakukan untuk menghindari efek negatif yang akan terjadi. Saya punya prinsip jangan pernah kita tanyakan apa yang kita dapatkan, tetapi tanya apa yg telah kita berikan untuk bangsa dan negara,\" ungkap Kukun.

Perusahaan yang sukses dan jabatan sebagai pimpinan diberbagai perusahaan ternyata bukan hal utama baginya. Menurut Kukun, Ia terjun ke dunia politik merupakan pilihan  yang harus ia jalani. Berkat dukungan anak dan istri akhirnya iya berhasil mendapatkan kepercayaan dan terpilih sebagai Ketua DPRD Provinsi Bengkulu.

\"Keputusan meningalkan perusahaan ini awalnya cukup berat, namun keluarga memberikan dukungan untuk menjadi wakil rakyat dan  mengabdi kepada daerah dan negara. Akhirnya saya terpilih menjadi wakil rakyat, dan saya harus siap meningalkan perusahaan,\"  ungkap Kukun dengan tegas.

Selama melakoni jabatan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Kukun banyak melakukan terobosan. Salah satunya baru-baru ini ia bersama para  wakil rakyat lainnya di DPRD Provinsi Bengkulu mendesak Presiden untuk memberikan keputusan atas pelantikan Gubernur Devinitif  Provinsi Bengkulu. Untuk mewujudkan hal tersebut, alumni STIA Bengkulu ini, harus berjuang hingga ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menyampaikan keadaan Bengkulu tanpa Gubernur Devinitif selama dua tahun ini.

\"Saya mendesak agar Mendagri dapat segera melantik Gubernur devinitif. Tanpa Gubernur devinitif, Bengkulu  tidak bisa berbuat apa-apa, setiap keputusan akan sulit.  Hal itu  berdampak pada lambannya pembangunan di Provinsi ini. Karena Plt ada terbatas kewenangannya,\" ungkap Kukun bersemangat.

Bukan hanya itu saja, Kurnia juga sangat berperan dalam melobi pemerintah pusat dalam mempercayai Provinsi Bengkulu sebagai tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2013. Ia rela datang bersama Gubernur dan Ketua PWI Cabang Bengkulu langsung ke Jakarta untuk mempromosikan kesiapan Provinsi Bengkulu dalam penyelengaraan acara nasional tersebut.

\"HPN ini tujuannya sangat luas yang akan berdampak besar pada Provinsi Bengkulu. Diantaranya sebagai wadah promosi daerah, baik itu pariwisata, kebudayaan dan potensi daerah lainya.    Jika kita sukses sebagai tuan rumah, bukan tidak mungkin Bengkulu akan sangat dikenal dimata nasional,  bahkan Internasional.  Hal ini akan berdampak pula pada dunia bisnis di Bengkulu.  Bukan tidak mungkin banyak investor yang menanamkan modalnya ke Bengkulu, karena Provinsi ini memang sangat banyak menyimpan potensi investasi yang masih sangat perlu dipromosikan dan dikembangkan,\'\'  ujar Kukun.

Dalam mengembangkan tugas sebagai ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Kukun mengaku tidaklah ringan. Menurutnya ini adalah sebuah amanah yang harus  ia pegang. Ia berangapan terwujudnya masyarakat yang sejahtera memerlukan beberapa syarat yakni adil, merata, aman, mandiri dan maju.

Suatu masyarakat dikatakan adil dan merata bila hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan materil maupun sepiritual dapat dinikmati di setiap lapisan masyarakat.  \'Setiap warga negara berhak menikmati hasil-hasil pembangunan yang layak diperlukan bagi kemanusiaan, sesuai dengan nilai-nilai darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan negara.  Keadilan dan pemerataan  akan dicapai bila situasi dan kondisi dalam keadaan aman.  Aman secara fisik, politik dan budaya dapat diartikan sebagai suatu kehidupan yang bebas dari ancaman, intimindasi dan bebas mengeluarkan pendapat tanpa rasa takut,\" imbuh Kukun.

Kukun menambahkan, terwujudnya masyarakat Bengkulu yang sejahtera, aman, tenteram dan agamis merupakan keinginan luhur dari seseorang pemimpin.  Hal itu menjadi acuan dan inspirasi dalam setiap pengambilan keputusan untuk membangun Provinsi Bengkulu.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: