Anggik Tustianto (30), Sukses Menggeluti Kerajinan Kulit Lantung

Anggik Tustianto (30), Sukses Menggeluti Kerajinan Kulit Lantung

Merangkak dari nol, Dijalankan Turun Menurun 10 tahun menggeluti usaha menjual kulit lantung, kerajinan khas Bengkulu. Anggik Tustianto (30) tumbuh menjadi pengusaha sukses. Dibalik itu, dia merangkak dari nol. BUDHI SULAKSONO, Kota Bengkulu. Sebelum menjadi pengusaha kerajinan dari kulit lantung, Anggik Tustianto (30), merupakan penjual kerajinan khas Bengkulu pada umumnya. Tetapi karena kegigihanya dan usaha kerasnya toko miliknya sekarang sudah lebih maju dan berhasil. \"Saya sudah hampir 10 tahun menggeluti usaha menjual kerajinan khas Bengkulu ini, sebelumnya saya hanya berjualan di warung kecil berukuran 3 x 4 meter saja, tetapi berkat kemauan yang tinggi dan berkat usaha yang keras, usaha yang saya rintis dari nol ini bisa maju dan berkembang besar hingga saat ini,\" terangnya. Anggik mengatakan. sewaktu merintis usaha ini, ia sudah menikah dan sudah memiliki anak. Berkat dorongan istri dan keluarga, ia terus melebarkan sayapnya sehingga sampai sekarang. \"Kita jangan pernah putus asa dalam berwirausaha, jatuh bangun itu sudah biasa dan merupakan faktor menuju kesuksesan yang akan kita nikmati,\" ungkapnya. Kerajinan khas Bengkulu yang ia jual banyak selain dalam bentuk makanan seperti lempuk, manisan terong, perut punai. Anggik pun menjual kerajinan yang terbuat dari kulit lantung yang paling banyak dicari daan dibeli masyarakat terutama wisatawan dari luar Provinsi Bengkulu. \"Kerajinan kulit lantung ini terbuat dari serat kulit kayu pohon lantung yang kita datangkan langsung dari Kinai daerah Bintuhan, dari hasil kayu lantung ini bisa menghasilkan souvenir-souvenir lucu, seperti tas, topi, tempat tisu, gantungan kunci serta pernak pernik lainnya,\" jelasnya. Selain itu ia memaparkan, kulit lantung yang ia dapatkan ada tiga jenis golongan yang memiliki harga yang berbeda-beda dari yang Rp 15 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu. Biasanya pohon-pohon yang dapat diambil kulitnya dikupas dari batangnya, bahan kulit inilah yang bisa dibuat apapun, satu pohon dapat menghasilkan 2 sampai 3 lembar. Selain itu yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan kulit lantung adalah kulit bagian tengahnya, jadi kulit bagian luar yang keras harus dikelupas terlebih dahulu. \"Untuk menipiskannya, kulit tengah dipukul-pukul hingga menipis seperti lembaran kertas yang tebal, lantas dijemur selama 2 minggu baru siap dijadikan bahan produk kerajinan yang kita kirim kedaerah jawa karena di Bengkulu tidak ada alat yang bisa membuatnya,\" tuturnya saat itu. Dikatakannya, untuk harga jual produk kerajinan kulit lantung ini bervariasi antara Rp 2 ribu sampai dengan RP 200 ribu bahkan ada yang jutaan rupiah seperti jam dinding yang terbuat dari kulit lantung dan pasir hitam, tas gendong dan peci. \"Harga yang kami tawarkan tergantung besar kecilnya ukuran barang dan kerumitan proses pembuatannya dan bentuk barangnya untuk gantungan kunci saya jual hanya Rp 2 ribu dan itu merupakan barang yang paling murah,\" paparnya. Anggik memulai usahan menjual kerajinan khas Bengkulu ini dimulai dari nol dan merupakan usaha yang sudah menjadi turun temurun karena ia merupakan warga asli Anggut. \"Dari usaha inilah saya mencari nafkah untuk menghidupi istri dan kedua anak saya yang masih TK dan masih berumur 5 tahun tetapi berkat kegigihan alhamdulillah sekarang usaha saya bisa lebih besar lagi dengan menyewa ruko 3 pintu,\" bebernya. Ketika hari raya Idul Fitri kemarin, omset pendapatan dari berjualan sovenir khas Bengkulu sangat naik tinggi dibandingkan bulan-bulan biasanya dan merupakan berkah tersendiri bagi penjual oelh oleh khas Bengkulu. \"Saya sangat senang apabila datangnya bulan Ramadhan karena barang yang saya jual lebih banyak laku terjual dibanding bulain lainnya dan ini merupakan barokah tersendiri bagi saya,\" harapnya. Sementara itu, Anggik berharap ada perhatian yang khusus lagi dari pemerintah di Bengkulu terhadap para penjual kerajinan kulit lantung karena ia mengatakan sangat tidak ada kontrubusi Pemerintah dalam memejukan dan mengenalkan oleh-oleh dan makanan khas Bengkulu terhadap provinsi lain. \"Walaupun kurangnyaperhatian dari Pemerintah Bengkulu, tetapi saya dan pengusaha kerajianan khas Bengkulu tidak pernah berputus asa dan bergerak sendiri dalam mengenalkan kerajinan kita tetapi lebih baik lagi jika ada pihak-pihak lain yang membantu seperti pihak Dinas Perindustrian dan Pergadangan (Disperindag) ataupun lainnya,\" tutup Anggik saat ditemui di tokonya di kawasan Anggut Kota Bengkulu Selasa (12/7).(cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: