Rejang Lebong Kembangkan Kripik Pare

Rejang Lebong Kembangkan Kripik Pare

\"Kadis

SETELAH melakukan pelatihan sekitar 1 minggu di Yogyakarta, para pengrajin makanan di Kabupaten Rejang Lebong akan mengembangkan kripik bonggol pisang dan kripik pare. \"Awalnya kita ke Yogyakarta beberapa waktu lalu ingin belajar memanfaatkan bonggol pisang. Namun pengrajin kita juga mendapat sejumlah ilmu lainnya salah satunya cara pembuatan kripik pare,\" ungkap Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Suhandak SH MHum.

Menurut Suhandak, selain kripik bonggol pisang dan kripik pare, jenis makanan lain yang dipelajari perwakilan pengrajin makanan asal Rejang Lebong di Yogyakarta tersebut antara lain Selai Pisang Rasa Nanas dan Nugget Ubi. Dengan adanya pelatihan ke Yogyakarta tersebut saat ini tinggal pengembangan lagi di Kabupaten Rejang Lebong.

\"Setelah dilakukannya pelatihan di Yogyakarta, saat ini pengembangan tinggal kita lakukan di Rejang Lebong ini,\" tambah Suhandak.

Sementara itu, terkait langkah selanjutnya, menurut Suhandak pihaknya hanya melakukan pendampingan saja kepada pengrajin yang telah mengikuti pelatihan ke Yogyakarta. Karena untuk bantuan pengembangan baik kripik bonggol pisang maupun kripik pare dan makanan lainnya belum bisa dilakukan. Hal tersebut dikarenakan anggaran yang mereka siapkan pada tahun 2016 ini hanya untuk kegiatan pelatihan ke Yogyakarta.

\"Untuk anggaran pengembangan tahun ini belum ada, namun akan kita usahakan untuk masuk pada anggaran tahun 2017 mendatang,\" jelas Suhandak.

Suhandak juga berharap dengan adanya pelatihan yang dilakukan di Yogyakarta tersebut dapat meningkatkan taraf ekonomi pengrajin makanan di Rejang Lebong mengingat bahan-bahan untuk membuat makanan tersebut banyak dijumpai di Rejang Lebong. Selain itu ia juga berharap selain, para pengrajin yang mengikuti pelatihan di Yogyakarta bisa menularkan dengan pengrajin lainnya.

\'Kita berharap pengetahuan pengrajin kita yang ikut ke Yogyakarta bisa ditularkan dengan pengrajin lainnya sehingga semua pengrajin makanan bisa merasakan manfaatnya,\" akhir Suhandak. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: