47 Pendonor Idap Hepatitis B

47 Pendonor Idap Hepatitis B

BENGKULU, BE - Palang Merah Indonesia (PMI) Bengkulu menemukan beberapa penyakit dari pendonor darah, seperti hepatitis C, hepatitis B, Spilis dan HIV/AIDS.  Jumlah penyakit terbanyak yang ditemukan adalah hepatitis B, yakni mencapai 47 orang. \"Selama setahun ini kami sudah menemukan beberapa penyakit pendonor darah.  Dimana dari darah tersebut kami cek menggunakan alat bernama rapid. Alat tersebut dapat mendeteksi darah, apakah darah tersebut layak atau tidak layak digunakan (berpenyakit),\" ujar Burhan, Kepala Pelayanan UTD PMI Bengkulu, Kamis (11/2). Burhan mengatakan, Tahun 2015 sangat banyak temuan penyakit di dalam darah pendonor. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bengkulu tidak melakukan cek kesehatan tubuhnya, saat donor darah seperti ini baru dapat diketahui penyakitnya. \"Orang secara sekilas memang terlihat sehat, namun jika dilakukan pengecekan darah belum tentu orang tersebut sehat seutuhnya,\" lengkapnya. Jumlah pendonor Bulan Januari 2016 berjumlah 562 kantong, terdapat 1 orang pendonor terjangkit penyakit kuning atau ABSAG. Bulan Januari pendonor golongan darah A berjumlah 183, golongan darah B 148, darah O berjumlah 148 dan golongan darah AB berjumlah 83 orang. \"Sebagian besar masyarakat Bengkulu mempunyai golongan darah A, serta paling sedikit golongan darah AB. Semakin banyak golongan darah tersebut berarti semakin banyak orang dapat membantu, jika orang tersebut membutuhkan darah,\" tuturnya. Tahun 2015 jumlah pendonor mencapai 9.888 kantong, yakni terdapat 4 golongan darah. Dari jumlah tersebut didapat darah yang mengandung penyakit, yakni sakit hepatitis C, hepatitis B, Spilis dan HIV/AIDS. Darah yang mengandung penyakit hepatitis C berjumlah 7 orang, hepatitis B berjumlah 47 orang, penyakit spilis berjumlah 30 orang dan HIV/AIDS berjumlah 1 orang. \"Bagi darah yang terdeteksi berpenyakit hepatitis B, hepatitis C dan Spilis akan dikonformasikan kepada pihak bersangkutan, agar segera melakukan perawatan dan penyembuhan. Sedangkan untuk pengidap penyakit HIV/AIDS akan segera ditangani oleh pihak yang menangani kasus HIV/AIDS,\" lengkapnya. Tahun 2015 kebelakang, PMI Bengkulu menggunakan alat Rapid sebagai pendeteksi darah. Alat tersebut berguna untuk mengecek darah, apakah layak digunakan atau tidak layak (mengandung penyakit). \"Alat Rapid memberikan data atau reaksi pemeriksaan cepat, apakah darah tersebut positif penyakit atau negatif,\" ulasnya. Tahun 2016 PMI Bengkulu sudah menggunakan alat Elixa, sebagai analisa atau pengecekkan darah. Alat ini sudah menggunakan cara kerja komputerisasi, yang mana dapat menganalisa darah dengan lebih akurat dan konkrit. Pengecekkan darah merupakan hal yang penting, untuk pendonor dan penerima donor darah itu sendiri. \"Alat yang saat ini kami gunakan lebih akurat, karena hasil cek darah didapat opsi positif dan negatifnya lebih berupa angka tingkat penyakit yang terkandung dalam darah. Sehingga alat ini bisa memastikan secara detail, kondisi orang tersebut sudah pada tingkat berapa penyakit yang dideritanya,\" jelasnya. Pengecekkan darah sebelum tranfusi merupakan hal sangat penting, karena orang yang membutuhkan darah butuh darah yang benar-benar bersih dari penyakit. Orang yang membutuhkan darah merupakan orang dalam kondisi sakit, jika dilakukan tranfusi darah yang mengandung penyakit akan semakin parah penyakit orang tersebut. \"Orang yang mendonorkan darahnya akan mendapat keuntungan, yakni cek kesehatan gratis, kesehatan badan terjamin dan organ-organ bagian dalam tubuh juga bekerja secara efektif. Bagi pendonor yang ditemukan penyakitnya akan dilakukan penindakan, supaya dapat segera dilakukan pengobatan,\" pungkasnya.(cw3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: