Tahun Depan, Raskin Dihapus
JAKARTA, BE - Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) melalui Direktur Pengadaan Bulog Wahyu Suparyono menjelaskan, mekanisme penghapusan beras miskin (Raskin) tahun depan akan dilakukan dengan cara membagi tiga jenis beras yang akan diproduksi. Yakni, beras medium, premium, dan super. Seperti sebelumnya, beras yang diproduksi Bulog adalah beras raskin, beras medium dan beras premium. Selain itu, kata Wahyu, beras raskin tidak lagi diberikan dalam bentuk eceran, tapi bentuk kemasan. Terlebih lagi, dalam proses pengarungan beras, nantinya Bulog akan melakukan pemeriksaan secara ketat ketika masuk tahap pengemasan beras. Adapun jumlah per kemasan yang akan diberikan akan tetap disamakan seperti raskin sebelumnya, yakni sebanyak 15 kg/bulan. \"Jadi ke depan tidak ada perbedaan antara beras raskin dengan beras cadangan pemerintah ataupun beras untuk operasi pasar. Semua beras Bulog berkualitas bagus dan sama. Perbedaannya adalah bobot atau berat beras per kemasan. Bulog akan mengeluarkan tiga jenis beras dengan tiga kemasan, yakni berat 15 kg, 50 kg, dan 100 kg,\" ujar Wahyu, Rabu (24/6). Menurut Wahyu, penghapusan beras raskin dilakukan sebagai bagian dari penyesuaian gabah petani yang kualitasnya bagus. Terlebih lagi, saat ini harga pembelian pemerintah (HPP) juga terbilang tinggi sejalan dengan gabah berkualitas bagus yang dihasilkan petani. Untuk penyerapan beras saat ini, Bulog mengklaim sudah mampu menyerap 1,5 juta ton beras petani hingga Juni 2015. Angka tersebut dipastikan naik 100% dibandingkan Mei 2015. Adapun target penyerapan beras petani hingga 2,5 juta ton di 2015. \"Beras data terakhir penyerapan Bulog sudah 1,4 juta, mendekati 1,5 juta ton. Selama Lebaran Bulog tidak ada libur, tetap beli gabah dari petani,\" kata Wahyu. Wahyu mengatakan, selain target serapan beras yang maksimal, Bulog juga harus tetap menjaga kualitas berasnya. Sehingga tidak ada lagi keluhan beras yang disalurkan untuk masyarakat miskin (raskin) yang kualitasnya dan layak konsumsi. \"Salah satunya beras yang dikemas 15 kg hanya akan disimpan 1-2 bulan. Sisanya kami terima dan simpan kemasan 50 kg atau 100 kg. Bisa dilihat di gudang-gudang Bulog sekarang yang ada karung-karung besar. Kalau diperlukan lepas beras, baru bisa repacking ke 15 kg,\" kata Wahyu. Sementara, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan, apabila pola manajemen keluar masuk beras di gudang menerapkan first in first out, maka beras yang tak layak konsumsi karena waktu penyimpanannya lama seharusnya tidak terjadi. \"Tak hanya mengenai kualitas beras namun juga waktu pendistribusian. Jadi raskin itu akan dimaksimalkan pada ketepatan waktunya diharapkan masing-masing daerah bisa memaksimalkan waktu distribusinya,\" kata Khofifah. Dia mengatakan, seringkali daerah-daerah dengan kesulitan geografis tertentu bisa tiga bulan sekali didistribusikan, karena ongkos angkutnya. Oleh karena itu, diharapkan ada sharing, budgeting dari APBD supaya ketepatan waktu bagi rumah tangga sasaran manfaat itu bisa terjaga. \"Nanti dalam manajemen beras raskin pola pengukuran sasaran akan diubah tak lagi berbasis pada rumah tangga namun pada keluarga,\" ungkap Khofifah. (wmc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: