Petani Kesulitan Cari Buruh
TABA PENANJUNG, BE - Memasuki musim tanam secara serentak diseluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah akhir tahun ini, membuat para petani harus merogoh kocek dalam-dalam. Sebab, para petani harus mengeluarkan biaya tambahan karena kondisi tersebut dimanfaatkan para buruh tanam untuk menaikan harga. Pasalnya, saat ini banyak yang menggunakan jasa para buruh tanam, membuat buruh menjadi langka. \"Kita mendapatkan buruh dari luar daerah. Kalau mereka tak bersedia menginap, kita harus bayar setiap hari ongkosnya,\" ungkap Winhar, warga Taba Penanjung. Menurut Winhar, umumnya buruh yang mau bekerja meminta upah mencapai Rp 50 ribu. Memasuki musim serentak ini per harinya diminta mencapai Rp 80 ribu. Tidak hanya itu, setelah penanaman berlangsung, petani akan dipusingkan dengan serangan hama keong mas yang menggeroti batang padi, yang mengakibatkan gagal panen.\"Kita berharap ada solusinya dari permasalahan yang setiap tahun kita hadapi ini,\" pintanya. Pengakuan Senada disampaikan Sularno, kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Penyebabnya karena buruh tanam sebelumnya banyak yang beralih kerja menjadi pengumpul batubara sungai dan menjual buah-buhan. Serta banyaknya buruh tanam aktif selama ini merantau keluar Bengkulu, karena mengharapkan penghasilan lebih. \"Banyak warga yang memilih merantau keluar daerah, karena dijanjikan penghasilan lebih besar dari disini,\" ucap Sularno. Terkait dengan hal ini, Ketua Kelompok Tani Serasan, Sopyan memberikan solusi kepada petani yang memiliki lahan lebih luas. Dengan cara mengandalkan tenaga buruh tanam langganan dari kelompok muda mudi di desa. \"Sekarang banyak anak sekolah membantu menanam pagi dengan gaji standar, saya rasa para pemilik lahan dapat memanfaatkan tenaga buruh tanam baru dari kalangan pelajar ini,\" sebut Sopyan. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: