DPW SRMI Bengkulu Kecam Aksi Makasar
BENGKULU, BE - Kemarin, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Provinsi Bengkulu, Septiansyah didampingi sekretaris, Hadi Hadiansyah mendatangi graha Bengkulu Ekpsress (BE) di Simpang Skip, Kota Bengkulu. Makdus kedatangan SRMI itu, untuk menyampaikan sikap terkait kekerasan yang berakibat Muhamad Arif (17) merupakan putra dari anggota SRMI Makasar yang meninggal dunia akibat represifitas aparat kepolisian saat aksi massa mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tanggal 27 November 2014. \"Polri adalah institusi negara yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom bagi rakyatnya dan bukan malah menjadi alat kekuasaan pemerintah untuk menindas rakyatnya,\" sampainya, pada redaksi BE, kemarin. Menurut Septiansyah didampingi Hadi Hardiansyah, korban Ari itu berasal dari keluarga miskin yang sangat merasakan dampak dari naiknya harga BBM. Karena, mengakibatkan harga -harga bahan pokok yang lain melonjak. Untuk di Provinsi Bengkulu, SRMI memang tidak melakukan aksi, melainkan mendatangi seluruh kantor surat kabar baik cetak dan elektronik untuk menyampaikan tuntutanya. \"Kami minta kasus Makasar ini diusut tuntas,\" harapnya. Saat mendatangi kantor BE, SRMI juga menyampaikan beberapa poin tuntutan. Seperti, mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Makasar. Pemerintahan Jokowi -JK harus bertanggung jawab atas meninggalnya kawan M.Arif dengan mengusut tuntas dengan mencopot Kapolri, Kapolda dan Kapolres Makasar. Kembalikan TNI/Polri sebagai institusi pertahanan dan keamanan negara, yang melindingu segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Bukan justru menjadi tameng kekuasan menindas rakyat. Batalkan kenaikan harga BBM. \" Pernyataan sikap ini sebagai bentuk soldaritas terhadap kekerasan terhadap rekan kami di Makasar itu,\" tutupnya. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: