UKW Ditutup, 6 Wartawan Belum Kompeten

UKW Ditutup, 6 Wartawan Belum Kompeten

BENGKULU, BE - Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bengkulu dengan PWI pusat, telah ditutup kemarin.  Acara ini ditutup langsung oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PWI Pusat Widodo Atmo Wiyoto.

\"Semoga dengan kegiatan ini anggota PWI lebih profesionalisme, dan narasumber bisa membedakan mana yang benar-benar wartawan atau bukan,\" ungkapnya saat menyampaikan  sambutan.

Selain itu Widodo juga berharap pemerintah daerah bisa mensosialisasikan kegiatan ini supaya narasumber tidak tertipu lagi dengan banyaknya wartawan-wartawan yang tidak jelas.  Sementara itu Plt Gubernur yang diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Edi Waluyo dalam sambutannya mengatakan bangga terhadap kegiatan ini, karena menurutnya saat ini sertifikasi bukan hanya ada pada pegawai negeri sipil, namun sudah ada pada wartawan.

\"Kegiatan ini sangatlah bagus untuk profesionalisme seorang wartawan. Dengan kegiatan ini saya berharap agar wartawan tidak hanya mengkritisi saja tetapi seorang wartawan juga bisa memberikan solusi,\" ungkap Edi Waluyo.

Edi juga menyampaikan pesan Plt Gubernur kepada PWI Pusat tentang kesiapan Bengkulu menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2014. Dan saat ini Pemerintah Provinsi Bengkulu sedang mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan HPN tersebut.

Sementara itu perwakilan tim penguji dari PWI Pusat, Djunaidi Tjunti Agus dalam sambutannya mengatakan tujuan dari UKW adalah untuk membedakan antara wartawan yang profesional dan tidak.   Karena saat ini banyak wartawan CNN (cuma nengok-nengok), wartawan CIA (Cuma Ingin Absen), WTS (wartawan tanpa surat kabar) dan masih banyak lagi, yang semua itu merusak citra wartawan di mata masyarakat.  \"Narasumber berhak menolak wartawan yang tidak berkompeten atau yang belum mempunyai sertifikasi,\" ujarnya.

Ia juga menjelaskan saat wartawan sudah mempunyai sertifikat, bukan berarti wartawan tersebut bisa semena-mena dan sertifikatnya tidak bisa dicabut.  Sebab, jika wartawan tersebut melanggar kode etik, maka akan dicabut sertifikasinya.

Dalam kesempatan ini Agus Djunaidi juga menyampaikan hasil UKW yang berlangsung selama 2 hari.  \'\'Dari 43 wartawan peserta UKW, ada 6 yang belum kompeten artinya tidak lulus UKW,\'\' ungkapnya.

Secara umum kata Djunaidi, peserta yang tidak lulus dikarenakan jenjang yang diambil belum sesuai dengan kemampuan wartawan tersebut.  \'\'Kami tidak menyebut nama karena masing-masing wartawan sudah mengetahui mereka lulus atau tidak,\'\' tambahnya.

Dalam acara penutupan kemarin, peserta juga diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesannya.  Dalam hal ini, General Manager Radar Utara Drs H Warsiman, mewakili peserta lainnya menyampaikan pesan dan kesannya mengikuti UKW.  \'\'UKW ini sangat menakjubkan sekaligus menakutkan.  Untuk selanjutnya, saya berharap agar kesempatan lebih diberikan kepada yang masih muda karena mereka yang berhubungan langsung dengan narasumber,\" kata Warsiman.

Dalam acara penutupan ini juga dilakukan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada tiga peserta berdasarkan tingkatannya, yaitu M Firdaus sebagai perwakilan tingkat utama, Komi Kendi Setiawati perwakilan tingkat madya dan Romy Sugara untuk perwakilan tingkat muda. (cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: