Tipu 7 Korban, Asmar Raup Rp 28 Juta
BENGKULU, BE - Meski mengaku baru tiga bulan menekuni bisni penipuan belanja online, tersangka Asmar (20) sudah meraup hasil mencapai Rp 28 juta. Setidaknya uang tersebut diraih tersangka dengan menipu 7 orang korbannya, yang terdiri dari Warga Bogor, DKI Jakarta, Depok dan Bengkulu. \"Hasilnya bervariasi adanya Rp 3 juta, Rp 5 juta. Total setelah dibagi saya mendapatkan Rp 28,\" ungkap Asmar. Warga Desa Fatimang Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara tersebut, mengatakan dana hasil kejahatan tersebut digunakan untuk mendapat kuliah disalah satu universitas Kota Papolo Provinsi Sulawesi Selatan. Namun tersangka mengaku tidak ingat siapa saja korbannya tersebut, untuk hasil yang terbesar diraihnya dari korban asal Bengkulu Felin Lestari (23), warga Jalan Merapi Ujung RT 25 RW 4 Kelurahan Kebun Tebeng. \"Dari Bengkulu Rp 13 juta, itu yang paling besar,\" kata Asmar. Tersangka juga menyebutkan sengaja mencari korban warga diluar Sulawesi agar dapat mengabutkan jejak setelah korbannya terperdaya. Para pelaku akan langsung menghaups akun facebook serta website yang digunakan untuk promosi barang setelah korbannya mengirimkan sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan. \"Untuk menarih minat korban, kita menawarkan harga barang dibawah harga pasaran. Setelah korbannya percaya dan menghubungi nomor kontak kita, nantinya korban juga ditawari barang-barang lainnya dengan harga miring,\" ucapnya. Dalam beroperasi tersangka dibantu 4 rekannya Arming, Fataro, Amal dan Setdang, keempatnya warga Desa Fatimang Kabupaten Luwu Utara. Direskrimsus Polda Bengkulu Kombes Pol Drs Sang Made Mahendra Jaya didampingi PLT Kabid Humas AKBP Joko Suprayitno SST MK melalui Kasubdit II Tipid Bank dan Cyber AKBP Hendri H Siregar SIK menghimbau kepada warga Provinsi Bengkulu untuk tidak muda percaya dengan promosi barang-barang didunia online. Jika tertarik dengan tawaran-tawaran yang ada, harus dipastikan terlebih dahulu cara pembelian serta kebenaran dari keberadaan para penjual tersebut. \"Pengungkapkan kasus ini susah, sebab para pelaku berada didaerah yang jauh. Sehingga sulit dilacak, maka dari masyarakat jangan mudah percaya dengan transaksi online, harus dipastikan terlebih dahulu,\" singkatnya. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: