Anak Batuk? Berikan Saja Madu
SELAMA beberapa generasi, orang tua seringkali memberi anaknya sesendok madu sebelum tidur, karena diyakini asupan ini dapat membantu meredakan batuk.
World Health Organisation (WHO) dan American Academy of Pediatrics memang merekomendasikan madu untuk mengatasi batuk.
Dr. Ronald McCoy, dari Royal Australian College of General Practitioners, mengatakan terdapat beberapa penelitian yang juga menunjukkan bahwa sesendok madu tiap beberapa jam dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan.
\"WHO merekomendasikan madu untuk mengatasi batuk di negara-negara berkembang yang mungkin memiliki keterbatasan akses terhadap obat-obatan. Jadi meskipun buktinya belum kuat, ini menunjukkan kemungkinan besar adanya efek madu terhadap batuk, terutama pada anak-anak,\" kata Dr. McCoy, seperti dilansir laman ABC, Sabtu (17/5).
Sebuah studi dari AS menemukan madu lebih baik dalam mengurangi keparahan dan frekuensi batuk jika dibandingkan dengan tanpa pengobatan. Sementara dalam studi lain di tahun 2012, para peneliti menemukan madu lebih efektif untuk mengobati batuk.
\"Mengingat penelitian yang ada lebih difokuskan pada anak-anak, belum jelas apakah madu juga membantu meredakan batuk pada orang dewasa. Tapi tidak ada salahnya dicoba,\" kata ahli pernapasan anak, Prof. Anne Chang.
Orang dewasa yang memang tidak memiliki penyakit di mana mereka harus menghindari konsumsi madu berlebihan, seperti diabetes, tidak masalah menggunakan madu sebagai pengobatan batuk. Namun dibandingkan dengan minum sesendok madu, sebaiknya anda memanfaatkan madu dengan menambahkannya di dalam secangkir teh lemon.
\"Masih belum jelas persis bagaimana madu mengatasi batuk. Madu memang mengandung sifat mikroba, kombinasi itu yang mungkin membuatnya efektif. Madu melapisi tenggorokan dan memicu mekanisme menelan, rasa manisnya juga kemungkinan mengubah sensitivitas serabut sensoris,\" kata Prof. Chang.
Meskipun dikatakan aman untuk anak, McCoy memperingatkan orang tua untuk tidak memberikan madu untuk anaknya jika masih berusia di bawah 12 bulan. Alasannya, madu bisa menjadi sumber spora botulisme pada bayi dan sistem kekebalan tubuh bayi belum cukup berkembang untuk mengatasinya.(fny/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: