Tak Hanya di Dubur, Cacing Kremi Juga Bisa Bersarang Di Vagina
Cacing kremi yang berbentuk seperti parutan kelapa memang kerap bersarang di dubur hingga menyebabkan gatal. Tapi jangan salah, cacing kremi juga bisa bersarang di vagina, lho. Menurut Kepala bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Supargiyono, DTM&H,SU,Sp.Par(K), cacing kremi bisa bersarang di vagina jika saat gatal, dubur digaruk dan hal itu mengakibatkan cacing kremi menyebar ke vagina. Jika sudah menyebar ke vagina, apakah itu berbahaya? \"Kalau sampai masuk ke dalam vagina enggaklah ya dan itu juga tidak akan mengganggu reproduksi juga,\" kata Prof Supargiyono Rabu (25/9/2013). Menurut Prof Supargiyono, dampaknya hanya berupa iritasi atau luka. Sebab, rasa gatal di vagina akan membuat orang tidak sengaja menggaruknya dan akibat dari garukan itu akan timbul kemerahan pada vagina, iritasi, atau bahkan perih. Pada pasangan suami istri yang melakukan seks oral, Prof Supargiyono menjelaskan bahwa kemungkinan telur dari cacing kremi yang tertelan bisa saja terjadi. Sebab saat cacing kremi sudah menyebar ke vagina maka telurnya tidak kelihatan. \"Telur yang tertelan melalui mulut akan menetas di usus halus atau lambung lalu menembus dinding usus dan masuk ke pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung atau paru-paru,\" jelas Prof Suppargiyono. Dua minggu kemudian, saat cacing kremis dia dewasa, maka akan naik ke trakhea lalu masuk ke usus dan cacing betina akan bertelur dan meletakkan telurnya di daerah dubur si suami yang melakukan seks oral. Prof Supargiyono menambahkan bahwa cacing kremi bisa saja langsung mati ketika tertelan dan dalam keadaan tidak bertelur. \"Kalau dia sedang bertelur, telurnya itu yang akan tumbuh di dalam tubuh,\" ujar Prof Supargiyono. Jika hal itu terjadi, bagaimana mengatasinya? \"Cara mengatasinya ya obat cacing dan jangan lupa sebelumnya lakukan pemeriksaan tinja. Dua kali dosis obat cacing yang diberikan dalam selang waktu satu minggu juga sudah bisa sembuh,\" kata Prof Supargiyono. Untuk mencegah agar cacing tidak bermigrasi ke dalam tubuh, Prof Supargiyono menganjurkan untuk minum obat cacing setiap enam bulan. Selain itu juga selalu jaga lingkungan agar tetap bersih, terapkan gaya hidup sehat, terutama terkait sanitasi dan pengolahan makanan. \"Olah makanan dengan benar karena ada cacing yang bisa masuk ke tubuh melalui daging sapi atau babi, misalnya cacing pita,\" kata Prof Supargiyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: