Korlap Demo Gubernur Menghilang

Korlap Demo Gubernur Menghilang

BENGKULU, BE- Demo lanjutan dari Aliansi Pemuda Mahasiswa Bengkulu (APMB) yang semestinya berlangsung kemarin di Mapolda Bengkulu batal dilaksanakan. Pasalnya Koordinator demo (Korlap) APMB, Heru sudah 2 hari terakhir ini menghilang, tak diketahui keberadaan dan kabarnya. Kondisi itu membuat demo yang mendesak Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Dadang Somantri,MH menetapkan Gubernur H. Junaidi Hamsyah,S.Ag, M.Pd sebagai tersangka utama dalam kasus penyelewengan keuangan di RSUD M Yunus Bengkulu pun batal dilaksanakan. Presiden BEM IAIN Bengkulu, Sutrian Effendi mengatakan batalnya demo itu dikarenakan terputusnya komunikasi mereka dengan koordinator aksi APMB tersebut. “Sejak malam tadi (Senin malam Selasa) Komunikasi kami terputus dengan korlap aksi. Tidak mungkin kami melakukan aksi tanpa adanya korlap, apalagi ini menurunkan massa ribuan orang,” ujarnya Sutrian pada BE kemarin. Menurut Sutrian sebelum komunikasi itu terputus, Korlap Heru (Mahasiswa UMB) mengaku mendapat teror dari oknum tertentu. Pihak yang menginstruksikan massa kontra gubernur menghentikan aksi mereka. Heru pun sempat mengatakan sementara ini aksi di pending dulu guna untuk memberikan kesempatan kepada Kapolda Bengkulu yang baru Brigjend Pol Drs. Tatang Somantri, MH memperlajari dulu kasus dugaan korupsi RSMY tersebut. Jika setelah diberikan waktu tidak juga ada tindaklanjut dari Kapolda Tatang Somantri, barulah demo lebih besar dilakukan. Disisi aktivis dari  Puskaki Melyansori sangat menyayangkan batalnya aksi mahasiswa yang mengatas namakan APMB tersebut. Menurutnya dalam sebuah perjuangan tidak ada istilah kalau sebelum berperang. Apalagi mengenai rencana akan aksi sudah disampaikan ke publik. “Saya sangat menyayangkan adanya rencana aksi ini namun batal dengan alasan diteror,” ujarnya. Apalagi sudah diisukan miring sebelumnya dimana aksi diduga ditunggangi oleh oknum tertentu. “Harusnya APMB tidak membatalkan aksi tersebut untuk menepis isu miring tersebut. Sebab jika dibatalkan bisa jadi isu miring tersebut benar ada yang menyutradarainya,” lanjutnya. Setiap melaksanakan aksi biasanya dilakukan persiapan yang matang dulu. \'\'Jangan hanya tergantung dengan satu orang korlap, harus banyak-banyak skenario ada ketua BEM IAIN yang bisa memimpin aksi. Kalau tergantung dengan satu orang beginilah jadinya, putus kontak, aksi batal,” kata Melyansori. Dijelaskan Melyansori dalam sebuah gerakan mahasiswa tersebut memang ada beberapa hal yang melatar belakanginya, ada aksi yang memang memperjuangkan kepentingan masyarakat (aksi yang idealis), lalu ada yang aksi beradasarkan kepentingan oknum tertentu. “Jangan sampai mahasiswa terjebak pada aksi yang kedua dimana mau bergerak dan aksi hanya karena ada yang menggerakkan, dan kalau demikian maka harga diri seorang mahasiswa dan idealisme mahasiswa telah terjual dengan kepentingan tertentu,” ujarnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: