Pasar Subuh Masih Diblokir
BENGKULU, BE - Usai penertiban dan relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bengkulu sejak Minggu (7/7) yang lalu, suasana di Jalan KZ Abidin II atau yang dahulu dinamakan Pasar Subuh, saat ini mulai berangsur kondusif. Namun akses masuk pedagang tetap diblokir. Meski jumlah aparat yang berjaga tak seramai seperti sebelumnya, namun tak tampak lagi ada pedagang yang berjualan di atas jalan tersebut. Rosmawati, istri Edi Hendra yang sebelumnya didaulat oleh para pedagang Pasar Subuh sebagai Ketua Persatuan Pasar Subuh Mandiri mengatakan, ia tidak tahu lagi harus berbuat apa saat ini. Kepada BE ia sampaikan, saat ini ia hanya menginginkan suaminya dapat dibebaskan. \"Saya tidak tahu apa salah suami saya. Yang saya tahu ia dipilih sebagai Ketua Pasar Subuh atas keinginan dari para pedagang sendiri. Bukan keinginan dia. Lalu kenapa dia ditangkap? Saya sudah memohon kepada para pedagang Pasar Subuh yang lain agar suami saya dapat dibebaskan,\" ujarnya saat dihubungi, kemarin. Ia juga berharap agar Pemerintah Kota Bengkulu dapat mendengar jeritan hatinya. Sebagai ibu, ia merasakan kasihan dengan anak-anak dan saudara-saudaranya yang tak kunjung berhenti menanyakan dimana Edi Hendra berada saat ini. \"Kenapa harus suami saya yang ditangkap. Saya memang tidak banyak mengetahui persis apa yang ia lakukan dengan organisasi Pasar Subuh itu. Tapi saya tahu sekali suami saya selama ini hanya berjualan dan tidak banyak macam-macam. Dua anak saya sering menangis setiap kali menanyakan dimana bapaknya. Kami menjalankan puasa dalam keprihatinan,\" ungkapnya dengan nada sedih. Sementara itu, Walikota H Helmi Hasan saat diwawancarai mengatakan, pengamanan atas Jalan KZ Abidin II masih akan terus dilakukan. Helmi tak menyatakan secara jelas kapan batas waktu pengamanan tersebut. \"Kita lihat saja perkembangan situasi dan kondisinya nanti,\" ujarnya. Menurut walikota termuda ini, pihaknya selalu rutin mendegarkan laporan dari tim terkait penanganan masalah Pasar Subuh ini. \"Karena persoalan ini kan ditangani oleh tim,\" pungkasnya. Pedagang Dilepas Setelah sempat diamankan beberapa jam, di sel Mapolres Bengkulu, dua pedagang Pasar Subuh Ajis (37) warga Sentiong dan Agus (36) warga Sawah Lebar Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu yang sehari-harinya berjualan ikan akhirnya dilepaskan. Ini diungkapkan Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Citra Akbar ST SIK kepada BE, kemarin (11/7). \"Ya keduanya sudah dibebaskan, setelah diberi pengarahan agar keduanya tidak membandel untuk tetap berdagang di Pasar Subuh,\" jelas Kasat Reskrim. Kasat mengungkapkan, Polres Bengkulu terusa akan melakukan penjagaan di kawasan Pasar Subuh. Hingga kondisi benar-benar dinyatakan aman dan tidak ada pedagang yang melakukan aktifitas jual beli lagi di kawasan tersebut. Sebab saat ini Pemerintah Kota Bengkulu telah menyediakan tempat berjualan yang layak di kawasan Pasar Barukoto II.\"Untuk batas waktu pengamanan, kita belum dapat pastikan. Yang jelas sampai benar-benar kondusif dan tidak ada lagi pedagang yang kembali berjualan di sana,\" terangnya. Ditambahkan Kasat Reskrim, saat polisi masih melakunan pemeriksaan intensif kepada ketiga tersangka yaitu Hasan Basri (52) dijerat UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 terkait kepemilikan senjata tajam. Hanafi (43) dijerat Pasal 160 KUHP Tentang Penghasutan junc to Pasal 55 KUHP tentang turut serta dalam tindak pidana. Edi Hendra (43) dijerat UU Pasal 160 KUHP Tentang Penghasutan dan Pasal 63 UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.\"Untuk tersangka, saat ini penyidikan masih melakukan pemeriksaan. Memang dalam keterangan saksi-saksi semuanya mengarah kepada ketiga tersangka ini sebagai provokator agar pedangan terus berjualan di Pasar Subuh,\" tegas Kasat Reskrim. Dilobi Pedagang Di bagian lain pedagang Pasar Subuh tetap berupaya mencari celah berjualan di pasar dan tidak direlokasi ke Barukoto II. Permohonan itu disampaikan pedagang dengan menghadap langsung Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Bengkulu Drs. H Tonny Elfian MSi, didampingi kepala UPTD Pasar Minggu, Roni Bambang. \"Tadi malam (kemarin), puluhan pedagang beserta pengurus Pasar Subuh mendatangi UPTD dan menemui saya meminya agar tetap bisa berjualan, \" kata Tonny. Pertemuan yang berlangsung singkat itu dimanfaatkan sejumlah pedagang untuk berkeluh kesah atas dampak relokasi yang dialami selama ini. Mereka mengaku tidak bisa beraktifitas dan tidak mendapatkan penghasilan pasca relokasi tersebut dan mengalami kerugian. Pedagang meminta mereka ini bisa berjualan kembali di Pasar Mambo Pasar Minggu Bertingkat tepatnya di depan PBK Pasar Minggu dalam satu bulan ke depan. \"Mereka ini minta supaya dibolehkan berjualan hingga menjelang lebaran yang berlokasi di depan pos PBK Pasar Minggu,\" katanya. Permintaan itu, katanya, tidak bisa dipenuhi. Pasalnya walikota sudah melakukan pemantauan dan ditegaskan lokasi pasar minggu tidak baik dan tidak bisa menampung seluruh pedagang Pasar Subuh. \"Perelokasian Pasar Subuh itu dilakukan berdasarkan tim, untuk mengabulkan permintaan ini juga harus berdasarkan keputusan tim. Tidak bisa saya sendiri yang mengambil keputusan, \" beber mantan pejabat Bengkulu Selatan itu. Diakui Tonny Elfian, relokasi Pasar Subuh akan dilakukan hingga kondisi benar-benar kondusif, bersih, aman dan nyaman. \"Pasar Barukoto kondisinya representatif, transportasi akan dimasukkan, dan peneranganya pun akan ditambah,\" katanya. Relokasi sendiri akan berlangsung dengan menurunkan ratusan personil keamanan serta memblokir dagangan dari luar masuk ke Pasar Subuh KZ Abidin II. Pencabutan personil keamanan inipun hingga batas waktu yang tidak ditentukan \" Pengamanan relokasi tanpa batas waktu. Yang penting pedagang berjualan di Barukoto II, dan sampai kawasan KZ Abidin kondisinya benar-benar bersih dari aktivitas jual beli,\" tandasnya. (247/009/320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: