Bayi Dempet Belum Bernama
CURUP, BE - Sama sekali belum terpikir oleh Siswoyo (22) warga Desa Air Putih Kali Bandung untuk memberikan nama kepada kedua anaknya yang kembar siam. Sejak mengetahui anaknya kembarnya lahir dempet, Senin (13/05) sekitar pukul 23.00 WIB lalu, hanya kebingungan yang tergambar di raut wajah pria yang baru menikah tahun 2012 lalu itu. \"Belum terpikir mau kasih nama mas, saya masih bingung bagaimana anak-anak saya itu sehat dan normal kembali,\" ujarnya ketika ditemui Bengkulu Ekspress, Rabu (15/5).
Sementara Lis (20), ibu dari bayi kebar siam tersebut masih terlihat dirawat di ruang kebidanan dengan kondisi masih lemas pasca operasi sesar. \"Kata dokter, kedua bayi saya itu harus dirujuk ke rumah sakit yang pernah menangani bayi kembar siam. Adanya di Jakarta dan Surabaya, saya bingung mau biaya dari mana, sedangkan saya hanya petani sayuran,\" tutur Siswoyo.
Diceritakan Siswoyo, kondisi kehamilan istrinya baik dan tidak ada tanda-tanda kejanggalan, bahkan sang ibu rutin diberikan asupan susu. \"Waktu umur kandungan 7 bulan, rencana mau diperiksa USG. Namun karena ada masalah kami tidak jadi menjalaninya,\" tutur Siswoyo, yang enggan menceritakan penyebab dirinya tidak jadi melakukan pemeriksaan USG.
Di bagian lain, Siswoyo mengaku memiliki harapan jaminan kesehatan dari pemerintah untuk anaknya melalui Jampersal dan Jamkesmas. Hanya saja, untuk ongkos dan biaya penginapan selama operasi di rumah sakit yang ada di Jakarta atau Surabaya, Siswoyo mengaku belum memiliki. \"Saya bingung mau minta bantuan kemana,\" jawabnya lagi.
Sementara itu dokter spesialis anak yang menangani bayi kembar siam tersebut dr Yuli mengaku telah melakukan penanganan yang intensif.
\"Hasil pemeriksaan awal kita lakukan secara kasat mata, kondisi bayi sehat hanya saja beranya tidak normal, hanya 4,5 kg artinya setiap bayi punya berat perkiraan masing-masing 2,25 kg, selain itu kita dengar ada dua detak jantung. Bagian tubuh yang menyatu mulai dari pusar hingga dada,\" terangnya.
Hanya saja, untuk organ tubuh vital lainnya seperti usus, tulang dada masih harus dilakukan rontgen untuk melihat kondisi organ tubuh, serta kemungkinan dilakukan pemisahan. \"Di rumah sakit kita ini alat rontgen ada radiasi, apalagi kedua bayi masih amat kecil. Berapa lama penanganannya belum tahu, bisa saja sampai setahun untuk menunggu kondisi bayi benar-benar siap untuk ditangani lebih lanjut,\" terang Yuli.
Yuli juga sangat berharap, kasus seperti ini bisa dibantu oleh semua pihak tidak terkecuali pemerintah di Kabupaten dan Provinsi Bengkulu. \"Kasus bayi kembar siam ini langka terjadi, bahkan di Rejang Lebong mungkin baru kali ini ada kasus kembar siam seperti ini,\" tuturnya. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: