HONDA BANNER

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unib Simulasikan Tradisi Adat Melayu Bengkulu Makan Bejenang

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unib Simulasikan Tradisi Adat Melayu Bengkulu Makan Bejenang

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unib menggelar simulasi makan bejenang, tradisi adat Melayu Bengkulu, sebagai bagian dari mata kuliah Komunikasi Antarbudaya bersama tokoh adat Pak Etek Amer.-(ist)-

BENGKULUEKSPRES.COM – Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu menggelar simulasi tradisi makan bersama adat Melayu Bengkulu, yang dikenal sebagai makan bejenang, Kamis (22/5/2024). Kegiatan ini berlangsung di lantai dasar Perpustakaan Universitas Bengkulu sebagai bagian dari praktik Mata Kuliah Komunikasi Antarbudaya yang diasuh oleh Dr. Alfarabi, MA.

Simulasi ini dipandu langsung oleh Pak Etek Amer, salah satu tokoh adat Pasar Bengkulu yang telah lama dikenal sebagai Jenang atau pemimpin dalam acara makan bejenang di Kota Bengkulu.


Tokoh adat melayu Bengkulu Pak Etek Amer bersama dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu-(ist)-

Kegiatan dimulai dengan pengenalan atribut tradisional, seperti sarung, penutup kepala (peci), dan pakaian adat yang biasa dikenakan saat prosesi adat.

Pak Amer menjelaskan tata cara penyajian makanan, dimulai dari perhitungan jumlah jenis lauk dan sayur yang tersedia. Mahasiswa kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Jenang dan kelompok pihak dapur.


Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unib menggelar simulasi makan bejenang, tradisi adat Melayu Bengkulu, sebagai bagian dari mata kuliah Komunikasi Antarbudaya -(ist)-

BACA JUGA:Tradisi Jenang, Penyajian Makanan dalam Acara Adat Melayu di Bengkulu

BACA JUGA:Rapat Terpumpun Arab Melayu: Lembaga Adat Melayu Riau Diminta Bentuk Tim Pembakuan Penulisan Arab Melayu

Dalam proses bejenang, makanan disajikan secara bertahap, dimulai dari kobokan, nasi tamboh (nasi pertama), sayur dan lauk pauk, juada dan buah-buahan, dan nasi ajang.


Beberapa dosen FISIP Universitas Bengkulu khususnya dari Prodi Ilmu Komunikasi ikut memeriahkan makan bejenang-(ist)-

Selain penyajian, Pak Amer juga mengenalkan etika Jenang, seperti mengajak tamu makan dan meminta izin untuk menambah makanan (tamboh). Ia juga menekankan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, seperti merokok di dalam ruangan tanpa izin Ketua Jenang.

Dr. Alfarabi, selaku dosen pengampu mata kuliah, berharap simulasi ini dapat menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda. “Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami komunikasi antarbudaya secara teori, tetapi juga mampu mengenal dan menjalani tradisi lokal yang ada di sekitar mereka,” ujar Alfarabi.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: