Adaptasi dalam Komunikasi Antaretnik di Tengah Perbedaan Budaya di Indonesia

Adaptasi dalam Komunikasi Antaretnik di Tengah Perbedaan Budaya di Indonesia

Fahmi Antoni Syahputra, S.IKom (Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu)-(ist)-

Indonesia sebagai salah satu negara yang multikultarisme dimana keragaman budaya ini juga memberikan pola pikir yang beragam pula. Menurut jurnal Komunikasi Antaretnik di Tengah Keberagamanm Budaya di Kota Kendari yang ditulis Yahya (2023) bahwa pola pikir yang beragam ini dapat menciptakan peluang untuk membangun keutuhan bangsa dan ada juga pola pikir yang menciptakan ancaman bagi keutuhan bangsa.

Penting sekali untuk melakukan komunikasi yang efektif agar masyarakat dapat dipahami sebagai satu system dan system itu sendiri dengan komponen lainnya. Menurut system yang terjadi di tengah masyarakat terdapat nilai dan norma yang digunakan dalam berinteraksi.

Komunikasi dan budaya tidak mempunyai Batasan, seperti yang dinyatakan Hall (2014:5) “budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya” Ketika kita membahas budaya dan komunikasi sulit untuk memutuskan mana yang menjadi suara dan mana yang menjadi gemanya. Hal ini terjadi karena saat kita “mempelajari” budaya kita melalui komunikasi dan pada saat yang sama komunikasi merupakan refleksi dari budaya kita tersebut.

BACA JUGA:Menghindari Politik Identitas di Balik Label Putra Daerah dalam Pilkada Bengkulu

BACA JUGA:Harmoni dalam Keberagaman: Desa Air Petai Sebagai Desa Moderasi Beragama

Hal yang membuat suatu budaya itu unik dan berbeda adalah ketika kita berbagi budaya dengan orang lain yang membukakan pengalaman yang sama dengan kita. Ketika pengalaman pribadi serta warisan genetika membentuk kita menjadi pribadi yang unik, budaya menyatukan orang dalam masyarakat berdasarkan karakteristik secara umum bukan secara pribadi. Pengetahuan yang dibagikan meningkatkan arti yang dibagikan pula yang dibawa melalui lingkungan fisik yang dibagikan misalnya seperti tata ruang (perkampungan, kehidupan bermasyarakat), institusi sosial (sekolah, keluarga dan tempat kerja), kegiatan sosial (gotong royong, mufakat), bahasa, dan media lain misalnya kitab agama, ikon budaya, dan bangunan rumah ibadah.

Dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda latar belakang budaya yang terdapat kemungkinan terjadi benturan-benturan yang dialami oleh masing-masing individu dari kelompok etnis yang berbeda. Dalam proses inilah dibutuhkan proses adaptasi untuk berkomunikasi dengan baik agar tidak menimbulkan konflik saat melakukan interaksi. Proses adaptasi berlangsung terus menerus selama kita berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi   juga merupakan instrumen interaksi sosial berfungsi untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain dan memahami keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Cangara, 2014). Komunikasi yang efektif memungkinkan untuk memahami sikap, perilaku dan tindakan dari lingkungan sosial (Morisan, 2012).

Pemahaman keanekaragaman budaya melalui perspektif komunikasi adalah sebuah masyarakat multi etnik yang sehat, dimana setiap orang sadar akan perbedaan dan menghargai itu dan sekiranya pemahaman ini sejalan dalam (Devito, 1980) bahwa semuanya didasarkan atas kemampuan seseorang untuk menerima adanya perbedaan itu melalui kemampuan melihat fenomena (pandangan dunia) melalui  sudut  pandang  budaya  lain. Sukses dalam komunikasi antarbudaya dapat dicapai jika seseorang dapat memahami dan menjalankan norma-norma budaya setempat (Manggola, 2021).(**)

Penulis : Fahmi Antoni Syahputra, S.IKom
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu, Angkatan 15

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: