Harus Dipertimbangkan, Inilah 6 Akibat Pernikahan Dini untuk Kesehatan Mental dan Fisik Usia Muda

Harus Dipertimbangkan, Inilah 6 Akibat Pernikahan Dini untuk Kesehatan Mental dan Fisik Usia Muda

Pernikahan dini artinya pasangan melangsungkan pernikahan pada usia yang belum masuk dalam kategori mampu membina hubungan rumah tangga.-Pinterest -

2. Pernikahan dini berisiko terjadi KDRT

Wanita yang melakukan pernikahan dini memiliki risiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang lebih tinggi. Sebab, usia yang masih sangat belia untuk membina hubungan rumah tangga kerap kali membuat pasangan masih belum dapat berpikir logis dan dewasa. 

BACA JUGA:Ciri Manusia yang Didampingi Khodam Dewi Sri

Selain itu, keadaan emosi anak yang belum stabil membuat mereka sangat mudah terbawa emosi, ego, dan amarah. Akhirnya, masalah yang muncul bukan mendapat solusi dan penyelesaian melalui diskusi dan komunikasi, melainkan lebih sering menggunakan kekerasan.

Risiko pihak wanita dalam mengalami kekerasan seksual pada hubungan rumah tangga juga sama tingginya saat melakukan pernikahan dini. Terutama untuk pasangan yang tinggal jauh dari orang tua dan jarak usia yang terpaut lebih jauh. 

3. Risiko tingkat ekonomi yang rendah

Selain memicu risiko kekerasan pernikahan dini juga dapat memicu masalah perekonimian, Hal ini disebabkan karena masa muda mereka harusnya diisi dengan belajar dan mengembangkan kemampuan diri supaya bisa mendapatkan masa depan yang cerah pun dibatasi dengan kewajiban harus mengurus rumah tangga dan membesarkan anak.

Hal yang sama juga terjadi pada pria yang sudah harus memberi nafkah untuk keluarga. Baik pria maupun wanita pun terpaksa putus sekolah untuk memenuhi kewajiban itu.

BACA JUGA:Hati-Hati! Berat Badan Turun Drastis Justru Berbahaya Bagi Kesehatanmu

Menikah bukan menjadi perkara yang sederhana dan mudah. Setiap pasangan perlu matang secara fisik, emosi, dan mental. Inilah alasannya mengapa pernikahan dini seharusnya tidak dilakukan. 

Selain itu, pasangan juga harus memiliki kesiapan mental dan finansial guna menghindari konflik rumah tangga. 

4. Lebih mudah mendapat tekanan sosial 

Tak sedikit masyarakat Indonesia yang hidup pada lingkungan yang terbilang komunal. Yang berarti, kerabat, keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar bisa membawa beban tertentu untuk pasangan suami istri yang masih remaja atau belum cukup  umur untuk menikah. 

Contoh sederhana adalah adanya efek tekanan sosial pada pernikahan dini yang mengharuskan suami untuk bertanggung jawab menjadi kepala keluarga dan harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

BACA JUGA:Takut Jeansmu Pudar saar Dicuci? Begini Cara Mudah Membersihkannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: