Kasus TBC di Kota Bengkulu Meningkat, Capai 214 Orang
Kadinkes Kota Bengkulu, Joni Thabrani Haryadi-(istimewa)-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mencatat sejak Januari hingga saat ini, sebanyak 214 orang sedang menjalani pengobatan karena terinfeksi penyakit tuberkulosis (TBC).
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, Rabu 15 Mei 2024.
"Dapat saya sampaikan bahwa kasus TBC pada 2024 tercatat sebanyak 214 kasus dan ini sudah cukup banyak," ujar Joni.
Ia menyampaikan saat ini, 214 pasien tersebut masih dalam proses penyembuhan dengan mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang bervariasi, mulai dari enam bulan hingga satu tahun.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Lakukan Screening Kesehatan Pasangan yang Ingin Menikah, Cegah Potensi Stunting
Untuk masyarakat yang terindikasi penyakit TBC, Dinkes Kota Bengkulu memberikan obat-obatan secara gratis yang harus dikonsumsi selama enam bulan hingga satu tahun tanpa jeda.
Joni mengimbau kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan anggota keluarga yang terindikasi TBC agar tidak batuk sembarangan, menggunakan masker, tidak meludah sembarangan, dan rutin melakukan kontrol kesehatan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
"Pengobatan TBC tidak boleh putus atau berhenti mengonsumsi obat. Jika berhenti, maka harus memulai kembali dari awal," tegasnya.
Masyarakat yang memiliki gejala TBC, seperti batuk yang tidak berkesudahan, sesak nafas, dan lainnya, diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Diharapkan agar penyakit tersebut dapat disembuhkan dalam waktu dekat.
BACA JUGA:Disdikbud Kota Bengkulu Rancang Pelaksanaan PPDB Akhir Juni 2024
Untuk mencegah penyebaran TBC, petugas Dinkes Kota Bengkulu terus melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan kesehatan dan membawa alat-alat kesehatan, seperti pot dahak, untuk memeriksa masyarakat.
Edukasi kepada masyarakat juga digalakkan untuk mengenali gejala TBC, seperti batuk berkepanjangan lebih dari dua pekan, demam menggigil, dan kurang nafsu makan.
"Jika menemukan kasus yang mencurigakan, diharapkan warga segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk diperiksa demi pencegahan dan penanganan yang tepat," pungkas Joni. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: