Begini Tradisi Masyarakat Seluma Sambut Kemeriahan Ramadhan

Begini Tradisi Masyarakat Seluma Sambut Kemeriahan Ramadhan

Nujuh likur ini merupakan budaya yang berasal dari salah satu suku di Bengkulu yaitu suku serawai yang banyak menetap di kabupaten Seluma, Bengkulu-Pinterest -

BENGKULUEKSPRESS.COM - Tak heran lagi setiap memasuki bulan Ramadhan, ada banyak tradisi yang dilakukan masyarakat daerah di Indonesia termasuk Provinsi Bengkulu.

Khusus di Bengkulu memiliki tradisi yang selalu diadakan selama bulan suci Ramadhan yakni "Nujuh Likur".

 Nujuh likur ini merupakan budaya yang berasal dari salah satu suku di Bengkulu yaitu Suku Serawai yang banyak menetap di kabupaten Seluma, Bengkulu.

Tradisi nujuh likur merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan perpisahan bulan Ramadhan dan menyambut datangnya idul fitri. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada malam ke 27 di bulan Ramadhan.

BACA JUGA:7 Makanan Sahur Agar Kuat Puasa Buat Si Kecil

Biasanya tradisi nujuh likur dilakukan dengan membakar Lujuk yaitu tempurung kelapa yang disusun secara vertikal tinggi keatas setinggi 12 meter. 

Setiap rumah wajib memiliki lujuk mereka sendiri. Menurut kepercayaan masyarakat, konon semakin tinggi lujuk yang dibuat maka semakin cepat pula harapan selama bulan Ramadhan terkabulkan.

Anak-anak disuku serawai akan mengumpulkan tempurung kelapa yang akan dijadikan lujuk dari siang hari, kemudian mereka susun diperkarangan rumah. 

Setelah berbuka puasa seluruh keluarga akan berkumpul diperkarangan rumah dan membakar lujuk yang telah dibuat. Mereka berdoa bersama, berkumpul, bersenda gurau, makan bersama sembari menunggu lujuk tersebut habis terbakar.

BACA JUGA:Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Tak Puasa Ramadhan? Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Setiap malam ke 27 Ramadhan maka akan terlihat banyaknya api yang menyala dari setiap lujuk yang berasal dari rumah warga suku serawai. Hal ini memeriahkan malam nujuh likur.

Nujuh likur memiliki arti dua puluh tujuh. Tempurung kelapa yang dijadikan lujuk memiliki makna yang melambangkan buah penuh manfaat yaitu kelapa. 

Buah tersebut melambangkan rasa syukur masyarakat, semakin tinggi lujuk dilambangkan sebagai tingginya rasa syukur maka akan semakin cepat pula harapan dan keinginannya untuk dikabulkan tuhan.

Nah, tradisi yang dilakukan menjadi salah satu identitas kebudayaan masyarakat Bengkulu yang harus dilestarikan. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: