10 Tradisi Sambut Bulan Puasa dari Berbagai Daerah di Indonesia

10 Tradisi Sambut Bulan Puasa dari Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi Sambut Bulan Puasa Dari Berbagai Daerah Di Indonesia-Pinterest -

Tujuan dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi unik ini sudah dijalankan secara turun temurun dan dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.

Dulunya balimau dilakukan karena tidak semua orang bisa mandi dengan air bersih dan tidak adanya sabun. 

digunakanlah limau (jeruk nipis) untuk membersihkan diri dari kuman dan keringat. Orang-orang di Sumatera Barat biasanya melakukan tradisi ini dengan mandi bersama-sama di sebuah tempat pemandian, hampir sama seperti padusan di Jawa.

BACA JUGA:Jangan Dipaksa! Ini Dia Persiapan Khusus, Ketika Anak Mau Sunat

3. Meugang - Aceh

Salah satu tradisi yang unik dalam menyambut bulan Ramadhan di Indonesia adalah Meugang, terutama di daerah Aceh. 

Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba.

Secara harfiah, Meugang berarti "memulai puasa". Meugang dilakukan dengan cara mengonsumsi hidangan daging, terutama daging sapi. 

Tradisi ini merupakan bentuk persiapan fisik dan mental bagi umat Muslim sebelum memulai ibadah puasa selama sebulan penuh.

Meugang di aceh merupakan tradisi di mana orang-orang Aceh memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu. 

Biasanya saat tradisi ini, diadakan penyembelihan kurban berupa sapi atau kambing seperti yang dilakukan pada hari raya kurban. 

BACA JUGA:Klaim Segera Saldo DANA Gratis Rp50 Ribu Dari Aplikasi GoCoin - Collect Game Coins, Aman dan Terbukti Membayar

4. Nyadran - Jawa Tengah

Tradisi menyambut bulan Ramadhan berikutnya adalah Nyadran dari Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan ziarah kubur yang dilakukan secara berbondong-bondong oleh warga yang hendak mengunjungi makam keluarga mereka.

Tradisi Nyadran ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Kenduri atau pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, doa bersama, dan ditutup dengan makan bersama sambil menggelar tikar di pinggir jalan dan menyajikan makanan tradisional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: