Misteri Kampung Siluman Pulo Majeti Kota Banjar yang Misterius
Pulo Majeti selalu bersangkut paut dengan kisah mistik, kesan angker, dan menyeramkan termasuk mitos yang menyertainya.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Pulo Majeti Kota Banjar Jawa Barat, sebuah nama yang kental dengan dunia mistis yang cukup terkenal di wilayah Banjar dan sekitarnya. Tetapi untuk masyarakat luar kota Banjar atau sering juga disebut Banjar Patroman, mendengar namanya saja mungkin orang akan mengernyitkan dahi.
Mengingat Kota Banjar bukan merupakan kota pesisir di pinggir pantai. Karena idealnya sebuah pulau itu adanya di lautan atau tengah danau. Pulo Majeti menurut cerita dulunya merupakan pulau yang berada ditengah danau atau rawa yang dinamakan Rawa Onom.
BACA JUGA:Ini Bahayanya Ketika Bayi Tidur Satu Ranjang dengan Orang Tua
Tepatnya berada di Lingkungan Siluman Baru, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Luas wilayah Rawa Onom termasuk Pulau Majeti adalah 947 hektare. Akan tetapi kini Rawa Onom sudah berubah menjadi area persawahan. Dan sudah dibuat jalan akses menuju Pulau Majeti.
Jadi sekarang jika Pulau Majeti disebut sebuah pulau sebenarnya sudah tidak relevan karena sudah tersambung dengan daratan disekitarnya.
BACA JUGA:Kondisi Air Seperti Apa yang Baik untuk Memandikan Bayi?
Memang jika musim penghujan tiba, air hujan dari sekitar akan masuk memenuhi persawahan Rawa Onom hingga meluber. Tapi sekarang hal itu jarang terjadi karena air yang meluap akan langsung disalurkan ke sebuah sungai yang bernama Sungai Citapen yang bermuara ke sungai yang lebih besar, Sungai Citanduy.
Menurut cerita Pulo Majeti yang berada di tengah Rawa Onom dipercaya sebagai pusat Kerajaan Onom. Onom sendiri merupakan bala tentara Kerajaan Medang yang telah ditaklukkan oleh Kerajaan Galuh.
Karena kecewa atas kekalahan tersebut dan tidak mau tunduk pada Kerajaan Galuh, maka Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom, Ibu Ratu Gandrawati Ingkanggarwa, seluruh keluarga kerajaan serta para pengikutnya melakukan “tilem” atau tidur di Pulo Majeti.
BACA JUGA:Penderita Diabetes Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Karbohidrat,Mitos Atau Fakta?
Daripada tunduk kepada kerajaan Galuh mereka lebih memilih untuk musnah tanpa bekas dan pindah dimensi alam. Oleh karenanya kawasan disekitar Pulau Majeti juga dikenal dengan kampung siluman.
Bekas petilasan yang digunakan untuk bersemedi dan menyepi oleh Kanjeng Ibu Ratu Gandrawati Ingkanggrawa pun masih ada. Petilasan tersebut berbentuk seperti bangunan makam yang memiliki tiga undakan serta pada puncaknya terdapat dua pasang batu nisan berbentuk persegi panjang kira-kira setinggi 60 cm.
Rawa Onom dan Pulo Majeti selalu bersangkut paut dengan kisah mistik, kesan angker, dan menyeramkan termasuk mitos yang menyertainya.Yang datang ke Pulau Majeti bukan cuma warga disekitar Banjar, bahkan banyak juga yang datang dari luar Jawa Barat.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Buat Taman Kenangan, Nilainya Rp 199 Miliar
Umumnya yang datang ke Pulau Majeti adalah untuk berdoa berhubungan dengan rejeki, keberkahan dan kelancaran usaha.Mitos di Pulo Majeti, pengunjung dilarang kencing sembarangan karena bisa kena akibatnya. Hal tersebut juga berkaitan erat dengan norma kesopanan dan adab sebagai tamu yang berkunjung.
Kemudian juga ada larangan bagi pengunjung atau pun warga sekitar dilarang berburu hewan yang ada di dalam Pulo Majeti. Kawasan disekitar Pulau Majeti yang dikenal Kampung Siluman, baru berpenghuni sekira 50-an tahun lalu. Karena memang sebelumnya lokasi tersebut kosong dan terkenal angker.
BACA JUGA:Ingin Meluluhkan Hati Seseorang, Amalkan Doa Berikut Ini
Pemerintah daerah setempat telah menetapkan Pulau Majeti sebagai situs cagar budaya.Untuk bisa ke Pulau Majeti aksesnya cukup mudah, karena Pulau Majeti hanya berjarak sekitar 5 km dari jalan lintas propinsi. Akses jalan menuju Pulau Majeti pun sudah cukup baik.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: