Ternyata Setan Bisa dari Golongan Jin dan Manusia

Ternyata Setan Bisa dari Golongan Jin dan Manusia

Setan pun bisa berasal dari golongan manusia, yakni manusia jahat yang telah menyimpang dari kebenaran pula.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Setan adalah termasuk bangsa jin, yakni bangsa jin yang jahat dan telah menyimpang dari kebenaran (baca; jin kafir). Setan pun bisa berasal dari golongan manusia, yakni manusia jahat yang telah menyimpang dari kebenaran pula. Allah Taala berfirman: "Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,. dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An-Nas: 4-6)

BACA JUGA:Ini Dia 7 Bagian Tubuh Manusia yang Dimasuki Jin dan Setan

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan: Tafsir untuk kalimat: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari setan-setan manusia dan jin." (Tafsir Al Quran Al Azhim, 8/540). Adanya setan dari kalangan manusia yakni manusia berwatak setan telah Allah Taala sebutkan pula dalam ayat lainnya: "Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (QS. Al-Anam: 112)

BACA JUGA:Jam Makan untuk Diet yang Efektif Turunkan Berat Badan, Jangan Asal Diet

Begitu pula dalam Al Hadits, Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Abu Dzar Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai Abu Dzar: Apakah kau sudah salat?" Aku berkata: "Belum." Dia bersabda: "Bangunlah dan salatlah." Lalu aku bangun dan salat lalu duduk. Beliau bersabda: "Wahai Abu Dzar, mintalah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, manusia ada setannya?" Dia bersabda: "Ya." (HR. Ahmad No. 21546. An Nasai No. 5507. Tetapi hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Syuaib Al Arnauth, dalam tahqiqnya terhadap Musnad Ahmad, cet. 1, 1421H-2001M. Muasasah Ar Risalah. Juga didhaifkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan An Nasai No. 5507)

BACA JUGA:Bensin Juga Bisa Basi, Ketahui Penyebabnya

Setan dalam bahasa Arab, diambil dari kata syathana yang bermakna jauh (dari kebenaran). Jauh dari watak manusia, lantaran kefasikannya terhadap kebaikan. Ada juga yang mengatakan dari kata Syaatha yang artinya terbakar, karena dia makhluk dari api. Ada pula yang mengatakan keduanya benar, tapi yang pertama lebih benar. (Tafsir Al Quran Al Azhim, 1/115). Dari definisinya maka kita bisa paham bahwa memang ada setan dalam wujud manusia, yakni lantaran watak manusia itu yang jauh dari kebenaran, membangkang, dan durhaka kepada aturan Rabbul Alamin.

Hal ini diperkuat lagi oleh riwayat shahih berikut, dari Abu Said, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Jika lewat dihadapan kalian seseorang sedangkan kalian sedang salat maka cegahlah, jika dia menolak maka cegahlah, jika dia menolak lagi, maka bunuhlah, sesungguhnya dia adalah setan." (HR. Bukhari No. 3100)

BACA JUGA:Pembuat Senpi di Kaur Termasuk 2 Oknum PNS Dituntut Hukuman Berbeda, Ini Alasan JPU

Secara potensial, memang setiap manusia memiliki setan dalam aliran darahnya. Sehingga, kemungkinan memiliki watak setan sangat mungkin terjadi. Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan bersama Istrinya, Shafiyah Binti Huyay, ada dua orang laki-laki yang melihatnya dengan pandangan yang berbeda.

Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan klarifikasi dengan mengatakan bahwa: Dia adalah Shafiyah binti Huyay! Dua orang itu berkata: "Subhanallah Ya Rasulullah." Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya setan berjalan pada aliran darah manusia, dan aku khawatir dia melemparkan keburukan (atau sesuatu) ke hati kalian berdua." (HR. Bukhari N0. 3108).(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: