Memarahi Anak Sebelum Tidur, Ternyata Bisa Jadi Mimpi Buruk Jangka Panjang
Berteriak secara umum, apapun konteksnya, adalah ekspresi kemarahan, ini membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman.--
Berteriak bukan komunikasi, ini sebenarnya menggerogoti legitimasi kekhawatiran orangtua dan mendorong anak untuk menutup diri, daripada mendengarkan. Mungkin sulit untuk menunggu, tapi melatih pengendalian diri pada saat kamu marah akan menyampaikan pesan yang lebih kuat secara keseluruhan.
BACA JUGA:Berikut Daftar Potongan Pencairan Dana KUR BRI 2023
6. Ketahui apa yang dianggap sebagai perilaku normal
Kadang, hanya menyadari persaingan saudara kandung anak-anakmu, rengekan, cerewet, dan penolakan waktu tidur adalah hal normal dan sesuai usia membuat tindakan ini menjadi kurang personal. Mengejek dan mendesah pada anak terjadi karena mereka merasa tidak memiliki kendali dalam suatu situasi.
7. Menyesuaikan ekspektasimu
Dengan anak, menjaga harapan tetap realistis adalah kuncinya. Salah satu alasan orangtua marah adalah karena harapan mereka yang tinggi dan tidak sesuai dengan kenyataan.
BACA JUGA:Penerimaan PPPK 2023 Dibuka, Pemprov Bengkulu Siapkan 748 Formasi, Cek di Sini!
Kapan boleh marah dan berteriak pada anak?
Selain situasi yang jelas saat kamu berteriak karena bahagia atau untuk menyemangati anak, para ahli setuju bahwa tidak apa-apa berteriak untuk mendapatkan perhatian anak saat mereka mungkin dalam bahaya. Simpan untuk saat-saat ketika kamu benar-benar membutuhkan mereka untuk mendengarkan. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: