Paling Lambat H-1 Lebaran Bansos PKH dan BPNT 2023 Cair Lewat Kantor Pos
Petugas sedang melakukan pendataan kepada KPM yang datang untuk mengantri mengambil BLT BBM di KCU PT POS indonesi Tanah Patah Bengkulu -(foto: dokumentasi/bengkuluekspress.disway.id-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Kabar gembira untuk penerima bansos PKH dan BPNT 2023 sebab PT Pos Indonesia memastikan bansos akan disalurkan paling lambat H-1 Lebaran.
Bansos BPNT dan PKH 2023 yang disalurkan PT Pos ini berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk 3,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan rampung sebelum Lebaran 2023. Tak hanya itu, dengan penggunaan teknologi AI (artificial intelligence), data KPM yang direkam akan jauh lebih akurat.
“Kita ditugaskan lagi oleh Kemensos untuk menyalurkan di tahap pertama kepada 1,1 juta KPM untuk 83 kabupaten/kota di Indonesia. Dari 1,1 juta KPM, kita mendapatkan penambahan total menjadi 3,1 juta, hampir 3,2 juta KPM. Sampai hari ini sekitar 80 persen tersalurkan. Kita masih punya waktu maksimal dua minggu untuk menyelesaikan yang 3,2 juta KPM ini,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi.
Dari data tersebut, Kemensos menambah lagi jumlah alokasi KPM PKH dan BPNT 2023, menjadi total 4,5 juta penerima. Faizal menyebutkan, penambahan data KPM yang diterima belakangan akan mulai dibayarkan setelah Lebaran karena waktu yang mepet.
BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 2 Cair, Langsung Ambil di Bank atau Kantor Pos
“Kalau yang 3,2 juta KPM, insyaallah hingga H-1 kita targetkan 100 persen. Namun ada kabar bahwa Kemensos akan menambah lagi sehingga total menjadi 4,5 juta KPM. Untuk data setelah 3,2 juta KPM ini, jika kita terima lagi, kemungkinan tidak akan selesai di H-1 Lebaran. Kita akan salurkan lagi di H+3 Lebaran untuk menyelesaikan total 4,5 juta KPM. Hal ini untuk mengantisipasi mudik, libur nasional, karena jika dipaksakan tetap dilakukan penyaluran tidak akan efektif,” kata Faizal.
Sebanyak 4,5 juta KPM tersebut dialokasikan lebih banyak lagi dari yang semula 83 kabupaten/kota termasuk wilayah 3T, namun menjadi 514 kota/kabupaten, yang tersebar di seluruh daerah. Penambahan alokasi KPM ini tidak mengubah metode penyaluran bansos yang selama ini dilakukan Pos Indonesia, hanya menyesuaikan kebutuhan petugas di lapangan, seperti lebih banyak dilakukan penyaluran di komunitas dan menambah petugas untuk pengantaran langsung by name, by address karena lokasinya yang jauh dari Kantorpos.
“Cara penyaluran masih menggunakan tiga cara, yaitu disalurkan di Kantorpos, melalui komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM (door to door) bagi KPM yang sedang sakit, lansia, disabilitas,” katanya.
BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT 2023 Tahap 1 Belum Cair? Ini Cara Melaporkannya
Gunakan Teknologi AI
Pos Indonesia tak henti berinovasi dalam melakukan pelayanan pos. Setelah menapaki transformasi digital, kali ini BUMN tertua di Indonesia ini melakukan pembaruan dalam teknologi perekaman data penerima bansos, yaitu menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Hal ini sengaja dilakukan demi memastikan keakuratan data.
“Berdasarkan pengalaman tahun 2022, saat itu kita terpaksa melakukan pengulangan perekaman data yang cukup masif. Karena ternyata perekaman data khususnya yang foto rumah kurang akurat. Jadi baik kualitas fotonya, akurasi fotonya, dan geo tagging-nya itu kurang akurat. Perekaman ulang ini cukup memakan waktu dan biaya,” kata Faizal.
Guna mencegah data yang tidak akurat, Pos Indonesia memutuskan memperbaiki sistem dengan menyematkan teknologi AI.
“Untuk yang kali ini sudah kita perbaiki sistem kita. Perekamannya menggunakan AI. Memotret wajah tidak bisa kalau miring. Akan ditolak. Wajah harus lurus. Foto rumah, ya harus rumah yang difoto. Bukan pohon atau objek lain yang bukan rumah si KPM. Kemudian, geo tagging akan dibandingkan antara sebelum dengan setelahnya. Karena kejadian yang kemarin itu perekaman penerima di bulan September dan Desember orangnya sama, alamatnya sama, tapi geo tagging-nya selisih bisa 500 meter sampai 1 kilometer,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: