Nadiem Makarim Hapus Calistung Sebagai Syarat Masuk SD

Nadiem Makarim Hapus Calistung Sebagai Syarat Masuk SD

Nadiem Makarim-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memutuskan menghapus membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dalam proses seleksi masuk SD.

Melalui keputusan terbarunya ini, pemerintah mengajak setiap pihak untuk menjadikan proses pembelajaran sebagai hal yang menyenangkan. 

Hal ini sesuai dengan program yang diluncurkan peemrintah yakni ‘Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan’ di Jakarta pada Selasa 28 Maret 2023.

"Kebijakan kita pada saat ini melalui Merdeka Belajar Episode ke-24 akan memanfaatkan satuan pendidikan untuk pertama, menghilangkan semua jenis tes calistung dari proses penerimaan murid kita di SD. Ini yang pertama," kata Nadiem, Selasa (28/3/2023). 

BACA JUGA:Ini Daftar PTN Favorit Peserta SNBP 2023, Unibraw Teratas, Unsri Urutan 13, Unila Terbawah, UGM dan UI Berapa?

Nadiem menilai calistung tidak tepat dilakukan sebagai syarat masuk SD. Selain itu, tes calistung sebenarnya telah dilarang dalam PP No.17/202 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendikbudristek No.1/2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru. 

Dia menjelaskan, usia sebelum SD adalah terhitung masih sangat muda untuk menguasai keterampilan calistung

Nadiem mengatakan selama ini terdapat miskonsepsi seolah-olah calistung menjadi tanggung jawab PAUD karena menjadi syarat masuk Sekolah Dasar. 

BACA JUGA:Tinggal Menghitung Jam! Pengumuman Hasil SNBP 2023, Link dan Caranya Cek di Sini

Terdapat empat fokus utama yang perlu diterapkan dalam pembelajaran, yakni: 

1. Transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus. Proses belajar mengajar di PAUD dan SD/MI/sederajat kelas awal harus selaras dan berkesinambungan. 

2. Setiap anak memiliki hak untuk dibina agar kemampuan yang diperoleh tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan fondasi yang holistik.

“Bukan hanya kognitif, anak-anak juga berhak mendapatkan kemampuan holistik seperti kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya,” imbuh Nadiem.

3. Kemampuan dasar literasi dan numerasi harus dibangun mulai dari PAUD secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: