Pemkot Bengkulu Ajak Perusahaan asal Solo Kelola Sampah

Pemkot Bengkulu Ajak Perusahaan asal Solo Kelola Sampah

Sampah yang berada di TPA Air Sebakul kian hari semakin menumpuk atau overload.-(foto: budhi sulaksono/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu saat ini sedang menjajaki kerja sama dalam pengelolaan sampah.

Yakni upaya menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga perusahaan asal Solo untuk mengelola sampah di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Air Sebakul, yang sekarang ini sudah overload.

Upaya ini dilakukan untuk mengurangi volume sampah di TPA Air Sebakul yang saat ini kondisinya semakin penuh dan berdampak buruk bagi lingkungan, karena sistem pengelolaan yang dilakukan di TPA itu masih dengan open dumping atau menumpuk sampah secara terus menerus, lalu diratakan menggunakan alat berat. 

BACA JUGA:Polsek Selebar Ringkus 2 Pelaku Curanmor dan 1 Orang Penadah

BACA JUGA:Tilang Manual Kembali Diberlakukan, Nyaris Seribu Kendaraan Ditilang

Kepala DLH Kota Bengkulu Riduan mengatakan, penjajakan kerjasama dengan pihak ketiga tersebut sudah dilakukan langsung oleh Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, ketika berada di Jakarta.

"Ada perusahaan asal Solo. Waktu itu sudah presentasi di depan Wali Kota Bengkulu,” ungkap Kepala DLH Kota Bengkulu, Riduan kepada BE, Senin (13/2/2023).

Ia menjelaskan, rencana pengelolaan sampah di TPA Air Sebakul, khususnya bahan plastik yang akan dijadikan briket yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Bahkan untuk produksi briket itu membutuhkan 200 ton sampah plastic setiap harinya, yang diperkirakan mampu terpenuhi.

"Volume sampah harian kita yang masuk ke TPA berkisar 350-400 ton setiap harinya, jadi bisa itu nanti digunakan," tambahnya.

Namun, dikatakannya, penawaran dan prasyarat yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut masih menjadi pertimbangan dan kajian matang dari Pemkot Bengkulu.

Karena pihak investor meminta agar Pemkot membantu biaya operasional, disamping juga memastikan jika nantinya Pemkot mau menjual produk briket yang dihasilkan. 

"Kalau untuk pemasaran briket, kita sudah melakukan pendekatan dengan PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB). Mereka siap menerima hanya saja harganya harus bersaing dengan batu bara," ucapnya.

Jika kerja sama tersebut bisa terjalin, maka kondisi TPA Air Sebakul akan lebih baik, karena terjadi pengurangan sampah plastik 200 ton setiap harinya yang juga berdampak pada umur TPA lebih lama lagi.

"Seperti kita ketahui, umur TPA Air Sebakul ini hanya bisa mampu bertahan sekitar setahun lagi. Oleh karena itu, berbagai cara akan kita lakukan. Seperti kerjasama dengan perusahaan asal solo dan perluasan lahan TPA sendiri," tutupnya. (529)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: