G20 Berdampak Positif

G20 Berdampak Positif

REWA/BE Sejumlah narasumber pada kegiatan Diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia di salah satu hotel di Bali, Rabu (7/12/2022).--

BENGKULU, BE - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dilaksanakan pada 15-16 November 2022 di Bali, telah memberikan dampak positif bagi Indonesia. Bahkan dampak dari perhelatan kegiatan tersebut telah melahirkan Deklarasi Bali atau G20 Bali Leaders Declaration.

Wakil Kepala Sekretariat TF G20 Bank Indonesia, Iss Savitri Hafid mengatakan, banyak capaian yang telah diperoleh Indonesia dari kegiatan KTT G20 di Bali. Beberapa capaian yang diperoleh mulai dari kegiatan tersebut diantaranya terbentuknya arsitektur kesehatan global, mengatasi kerawanan pangan, strategi normalisasi kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mengatasi efek jangka panjang, sistem pembayaran di era digital, penguatan arsitektur keuangan internasional, pembiayaan hijau, pengaturan di sektor keuangan seperti pemantauan dan regulasi asset kripto, peningkatan inklusi keuangan, pembiayaan infrastruktur, hingga perpajakan internasional.

"Banyak capaian yang telah diperoleh Indonesia pada G20 lalu, kita berharap capaian tersebut tidak hanya berdampak pada Indonesia saja tetapi juga bisa berdampak positif hingga ke daerah," kata Iss pada diskusi hasil Presidensi G20 Indonesia 2022 di Bali, Rabu (7/12/2022).

Iss mengaku, sesuai dengan tema G20 Indonesia 2022 "Recover Together, Recover Stronger", Indonesia berharap bisa bersama-sama dengan sejumlah negara mengatasi berbagai masalah yang terjadi saat ini seperti mengatasi pandemi dan kerawanan pangan dan energi, mendukung pemulihan dan memperkuat stabilitas. Sebab, akibat masalah tersebut, perekonomian di seluruh dunia termasuk Indonesia ikut terdampak. Melalui KTT G20 lalu, permasalahan tersebut akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

"Kita bersyukur KTT G20 lalu bisa mengatasi permasalahan yang terjadi baik di tingkat global maupun nasional. Dimana hasil dari pertemuan KTT G20 lalu menghasilkan Deklarasi Bali," ujar Iss.

Seperti diketahui, Deklarasi Bali atau G20 Bali Leaders Declaration tersebut menghasilkan 52 poin kesepakatan. Dimana secara garis besar poin utama dari deklarasi tersebut yakni bersama-sama memperkuat arsitektur kesehatan global, mempercepat transisi energi berkelanjutan sekaligus menjawab isu ketahanan pangan global dan transformasi digital.

"Banyak poin yang termuat dalam dokumen deklarasi berjudul G20 Bali Leaders Declaration itu. Fokus utama dari deklarasi tersebut yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, mempercepat transisi energi berkelanjutan sekaligus menjawab isu ketahanan pangan global dan transformasi digital," tutupnya.

Sekretariat Sherpa G20 Indonesia, Dr Muhammad Hadianto mengatakan, capaian dari G20 Bali pada November 2022 lalu Indonesia berhasil memperkuat arsitektur kesehatan global dengan memobilisasi sumber daya melalui Pandemic Fund dan terkumpul USD 1,5 miliar untuk pencegahan, persiapan, dan respons pandemi di masa depan termasuk akses vaksin, diagnosis, dan terapi yang aman, terjangkau, dan berkualitas. Selain itu, Indonesia juga berhasil memperoleh komitmen pendanaan transisi energi sebesar USD 20 miliar atau sekitar Rp 314 triliun dari G7+ untuk pengembangan kendaraan listrik, teknologi, dan pensiun dini pembangkit listrik berbasis fosil dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Banyak dampak positif yang diperoleh Indonesia, semoga hal itu bisa memberikan berkontribusi maksimal pada daerah-daerah di Indonesia," tuturnya.

Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim sekaligus BKF Kemenkeu Indonesia G20 Finance Deputy, Dian Lestari mengatakan, capaian yang sangat baik dari KTT G20 di Bali lalu yakni mendapatkan dukungan untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan. Melalui komitmen tersebut, seluruh pembangkit listrik berbahan baku fosil akan disuntik mati dan digantikan ke energi baru terbarukan.

"Melalui KTT G20 lalu, Indonesia berhasil memperoleh dukungan mempercepat transisi energi berkelanjutan. Bahkan Indonesia telah menerima persetujuan pembiayaan untuk ETM dari Climate Investment Fund (CIF) sebesar USD 500 juta yang akan ditingkatkan hingga USD 4 miliar, serta komitmen pendanaan sebesar USD 20 miliar dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP) yang diinisiasi oleh G7," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan, KTT G20 yang dilaksanakan di Bali telah memberikan dampak positif bagi daerah ini. Bahkan ekonomi daerah ini hingga triwulan III 2022 tercatat tumbuh 8,09 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 lalu yang tercatat -2,91 persen.

"Berkat ada KTT G20, pertumbuhan ekonomi Bali langsung naik dan menempatkan Bali berada di peringkat ke 3 nasional," ujar Trisno.

Selain itu, KTT G20 juga berhasil mendatangkan wisatawan asing untuk berkunjung ke Bali. Dimana saat ini rata-rata angka kunjungan wisatawan mencapai 11 ribu orang. Padahal sebelumnya kunjungan wisatawan ke Bali per hari hanya mencapai 600 orang per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: