Tekan Inflasi, Pemprov Bengkulu Segera Gelar Pasar Murah
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Fachriza Razie saat diwawancarai wartawan.-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam waktu dekat berencana akan menggelar pasar murah di sembilan titik di Kota Bengkulu guna menjaga stabilitas bahan pokok di pasar serta menekan inflasi yang mengalami kenaikan signifikan setelah kenaikan harga BBM.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu Fachriza Razie, mengatakan, pelaksanaan operasi pasar murah yang akan digelar menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri.
Pemerintah Provinsi Bengkulu menggunakan dana BTT untuk pengadaan operasi pasar tersebut sebesar Rp2 miliar dari alokasi total sebesar Rp. 7.706.497.900 DTU yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) atau 2,18 persen.
"Operasi pasar akan dimulai pada minggu depan, hal tersebut dilakukan guna menekan angka inflasi di wilayah Provinsi Bengkulu," ungkap Fachriza, Selasa (8/11/2022).
BACA JUGA:Peringati Dua Abad Traktat London, Jadi Momentum Menata Bengkulu Kedepan
Operasi pasar murah tersebut, dilakukan guna mengantisipasi dan kestabilan harga dan menekan inflasi, meskipun saat ini sejumlah komoditas bahan pokok mengalami deflasi.
"Kita hanya menjaga supaya tetap stabil, untuk komoditi yang akan dijual seperti beras, gula, minyak goreng dan komoditi pasar lainnya," ujarnya.
Fachriza juga mengatakan, kegiatan operasi pasar ini tidak hanya dilaksanakan di wilayah Kota Bengkulu tetapi di seluruh wilayah kabupaten kota di Provinsi Bengkulu.
Pemprov Bengkulu memang sudah menyiapkan dana BTT guna mengatasi inflasi di Provinsi Bengkulu dan akan diperuntukan jika inflasi melonjak.
"Kegiatan pengendalian inflasi tersebut dilakukan terhadap kebutuhan pokok yang paling terdampak dan menjadi penyumbang tertinggi terjadinya inflasi," tutupnya.
Untuk diketahui Provinsi Bengkulu dalam bulan September lalu mengalami kenaikan inflasi sebesar 1,22 persen dan kelompok pengeluaran transportasi menyumbang sebesar 8,80 persen dan sektor pangan mengalami deflasi.(Suary).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: