Mangkrak, Pembangunan Pabrik Minyak Goreng di Seluma Dilanjutkan Investor asal Malaysia

Mangkrak, Pembangunan Pabrik Minyak Goreng di Seluma Dilanjutkan Investor asal Malaysia

Kepala Dinas Penanaman Modan dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, Karmawanto -(foto: nur meissuary/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pembangunan pabrik minyak goreng PT Sudevam Ultratecgreen Indonesia di Kabupaten Seluma yang saat ini mangkrak, akan diambil alih perusahaan investor dari Malaysia.

Kepala Dinas Penanaman Modan dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, Karmawanto mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya menerima kunjungan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melakukan pemetaan terhadap proyek mangkrak di Provinsi Bengkulu.

Salah satu proyek yang dibahas, adalah pembangunan pabrik minyak goreng yang telah dilaunching pembangunan 2018 silam, tapi tidak dilanjutkan lagi oleh perusahaan PT Sudevam Ultratecgreen Indonesia selaku Investor dari India.

"Ada PT. Sudevam, nampaknya mereka terkendala meneruskan pabrik kelapa sawit itu," ungkap Karmawanto, Jum'at (21/10/2022).

BACA JUGA:Balita Umur 4 Tahun di Kabupaten Lebong Diduga Gagal Ginjal, Apakah Penyebabnya Obat Sirup Anak?

Setelah dilakukan pendampingan bersama antara BKPM dan DPMPTSP Provinsi, pihak perusahaan selaku investor tidak bisa melanjutkan pembangunan pabrik tersebut, karena terkendala biaya.

Akhirnya, untuk mencegah pembangunan pabrik seluas 20 hektar itu di Desa Talang Beringin, Kecamatan Semidang Alas Maras itu menjadi mangkrak.

BKPM memfasilitasi masuknya investor lain untuk mengerjakan pabrik tersebut, dan saat ini telah ditemukan investor baru tersebut.

"Kemarin kita bersama BPKM sudah melakukan pendampingan untuk pengalihan status, kemungkinan perusahaan dari Malaysia yang akan meneruskan," jelasnya.

Lebih lanjut, Karmawanto mengatakan, saat ini proses pengalihan sedang berjalan dan ditargetkan akan selesai dalam tahun ini juga.

"Kita targetkan 2023 yang dari Malaysia sudah bisa masuk," ujarnya.

Ia pun menambahkan, BKPM saat ini sedang gencar dan masih melakukan pemetaan terhadap proyek-proyek yang berpotensi mangkrak di seluruh Indonesia, termasuk Bengkulu.

"Dalam rangka memfasilitasi dan mendampingi proyek-proyek yang diagendakan kira-kira tahun ini tidak bisa dilaksanakan," tutupnya.(Suary).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: