Perempuan Memiliki Peranan Penting Dalam Menangkal Radikalisme

Perempuan Memiliki Peranan Penting Dalam Menangkal Radikalisme

Pembukaan Talk Show Perempuan Teladan Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian yang digelar di Gedung Serba Guna Provinsi Bengkulu hari ini, Jum'at (1/9).-(foto: nur miessuary/bengkuluekspress.disway.id-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Perempuan dalam menangkal dan mereduksi paham radikalisme di Provinsi BENGKULU memiliki peran penting.

Hal ini disampaikan Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bengkulu Wibowo Susilo dalam Talk Show Perempuan Teladan Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian yang digelar di Gedung Serba Guna Provinsi Bengkulu hari ini, Jum'at (1/9).

Menurutnya, perempuan memiliki peran yang sangat strategis di lingkungan keluarga dan masyarakat, karena dapat membawa pengaruh besar dalam mendidik dan mereduksi paham radikal terorisme. 

Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, perempuan harus bisa memviralkan pesan yang sarat akan nilai toleransi dan perdamaian.

BACA JUGA:Baznas Bengkulu Alokasikan Anggaran 50 Juta untuk Dapur Umum Bencana Banjir 

"Harapan kita ibu-ibu dapat memberikan edukasi, mengawasi anak-anak dalam berinteraksi dalam bersosial media karena saat ini propaganda radikal terorisme marak di dunia maya, ibu-ibu juga berkontribusi menyebarkan narasi kebaikan,” ungkap Wibowo, Kamis (1/9/2022).

Hal ini lantaran keterlibatan perempuan dalam terorisme bukan fenomena baru di negeri ini. Berdasarkan data dari Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), sejak tahun 2015 hingga 2021, tercatat sebanyak 14 perempuan setidaknya berperan dalam pendanaan hingga pelaku aksi teror di indonesia.

Ia mengatakan sangat disayangkan mengingat perempuan merupakan figur seorang ibu yang seharusnya menjadi benteng dalam menangkal radikalisme dalam keluarga.

"Sangat disayangkan karena kaum perempuan ini yang bergaul erat dengan anak-anak," ujar Wibowo.

Disisi lain, Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu, Derta Wahyulin mengatakan, dalam lingkungan keluarga, seorang perempuan atau ibu dapat menjadi tempat dialog bagi anak-anak dan suaminya terkait dengan berbagai hal, seperti keagamaan dan kebangsaan.

Ia juga menyampaiakn radikalisme dan terorisme merupakan kejahatan luar biasa dan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Dampak terorisme tidak hanya mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan pada harta benda, tetapi juga merusak stabilitas dan ketahanan negara dalam sisi ekonomi, keamanan, ketahanan, sosial budaya, dan aspek-aspek lainnya.

“Terorisme menjadi ancaman bagi peradaban modern dan merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia yang tidak memandang suku, ras, agama dan bangsa,” terang Derta.

Sehingga diperlukan kerja sama semua pihak untuk memerangi paham radikalisme tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: