Eduekowisata Kampung Jenggalu Kito, Pelestarian Mangrove dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Eduekowisata Kampung Jenggalu Kito, Pelestarian Mangrove dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

pemberian rekor MURI kepada Latun Bengkulu dalam penyajian 1000 gelas teh mangrove-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Menurut Ari Anggoro, Direktur Latun Bengkulu, mangrove mengubah pola pikir masyarakat sekitar lebih aktif, kreatif dan inovatif. “Keberadaan hutan mangrove menjadikan warga lebih terlibat dalam pembibitan mangrove, penanaman, memanfaatkannya menjadi kuliner baik makanan maupun minuman, dan Latun sebatas memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Selain teh mangrove, kedepan kami akan memanfaatkan mangrove sebagai bahan kopi mangrove, sirup, keripik dan lain-lain agar bisa menjadi produk olahan tambahan bagi warga,” ujar Ari.

Keterlibatan masyarakat begitu penting dalam keberhasilan program Edu Ekowisata ini. Karena masyarakat khususnya di pesisir memahami habitat mangrove yang saat ini menjadi sumber pendapatan dan penghidupan mereka. “Dari 200 KK di KJK telah membentuk kelompok usaha untuk mengelola produk teh mangrove dan pencari kepiting bakau,” tambah Ari.

Ari juga mengatakan, pengunjung di KJK dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan hingga 70%. “Biasanya pengunjung hanya melihat sungai Jenggalu sesaat. Namun saat ini banyak yang beraktifitas, dari yang naik sampan, melihat pembibitan mangrove, sampai memanfaatkan dermaga dan shelter apung untuk menikmati senja. Mahasiswa dari beberapa kampus juga sudah menjadikan lokasi ini sebagai riset lingkungan,” imbuhnya.

Disisi lain, bertepatan dengan dilaunchingnya KJK, Latun dan warga KJK sukses pecahkan rekor minum teh mangrove dan diminum serentak oleh 1000 penikmat teh pada Selasa (16/08) kemarin, sehingga Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan Piagam Rekor MURI Sajian Teh Mangrove Terbanyak kepada LATUN Bengkulu.

Direktur Operasional MURI Indonesia, Yusuf Ngadri mengapresiasi pemberdayaan mangrove ini. “Ini unik karena mangrove menjadi minuman teh dan bisa menjadi pendapatan alternatif bagi warga sekitar,” katanya.

Rangkaian kegiatan Launching Kampung Eduekowisata Jenggalu Kito dilanjutkan dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih diatas Kawasan Mangrove Delta Sungai Jenggalu pada Rabu (17/08) bertepatan dengan Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77.

Manager PLN UP3 Bengkulu, Candra Afeli mengatakan salah satu tujuan program TJSL adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Disamping untuk mempertahankan ekosistem di pesisir pantai dari bahaya tsunami, banjir dan abrasi, rehabilitasi mangrove diharapkan berdampak positif untuk meningkatkan penghasilan warga.

Hal ini sebagai komitmen PT PLN (Persero) UIW S2JB melalui PLN Peduli untuk menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan sekaligus mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan usaha berbasis UMKM dan IKM.

"Dengan adanya hutan mangrove yang terjaga, lingkungan KJK yang tertata apik dengan sarana memadahi, tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi warga sekitar. Harapannya, mari kita jaga bersama lingkungan dan sarana yang telah ada, supaya terus memberikan dampak positif bagi kehidupan kita bersama" tutup Candra. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: