Gub Bengkulu Sambut Baik Keran Ekspor Sawit Bengkulu
bengkuluekspress.com - Presiden RI Joko Widodo saat ini telah mencabut larangan izin ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang sempat menjadi polemik di tengah petani sawit, salah satunya petani sawit yang ada di Bengkulu. Salah satu dampak dari larangan izin ekspor CPO ini adalah terlihat dari turunnya harga penjualan CPO ke pabrik, karena pihak pabrik tidak bisa menjual kembali CPO dari para petani. Berangkat dari persoalan itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah berkirim surat pada Presiden meminta agar dicabutnya larangan izin eksport CPO. Tidak hanya itu ia juga telah berkoordinasi dengan Gubernur se-Sumatera yang mengalami hal yang sama akibat dampak di stopnya ekspor itu. Tak lama berselang, Presiden Joko Widodo mengumumkan telah membuka keran eksport kembali. Hal itupun disambut baik masyarakat Bengkulu khususnya bagi para petani sawit. “Kita sambut baik dan kita berterima kasih pada Presiden karena telah membuka keran eksport kembali, itu memang aspirasi masyarakat,” kata Rohidin Mersyah, Jumat (20/5). Rohidin juga mengungkapkan, dengan telah dibuka kembali izin eksport ini. Ia berharap agar harga sawit pun kian membaik khususnya di Provinsi Bengkulu. Sementara itu, salah seorang petani kelapa sawit di Bengkulu Utara yakni Edi Wanoto, dengan dibuka kembali keran ekspor ini diharapkan dapat membantu membangkitkan kembali perekonomian masyarakat. Selain itu, dengan kembali dibukanya keran ekspor ini harga sawit bisa kembali stabil. \"Sejak harga sawit murah, saya tidak memanen sawit saya, banyak yang telah membusuk, karena bila dijual harganya tidak mampu menutupi biaya upah angkut dan panen. Sedangkan kalau kondisi normal saya bisa mendapatkan Rp 4.800.000 perhektar setiap kali panen, saat ini hanya Rp.1.200.000 perhektar untuk sekali panen,” tutup Edi Wanoto.(TRI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: