Lapak Pedagang Dibongkar Paksa

Lapak Pedagang Dibongkar Paksa

\"RIO-LAPAKBENGKULU, BE - Penertiban ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di pinggir Jalan Kedondong kawasan Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama, terus berlangsung.  Kemarin (28/2), puluhan anggota Satpol PP, petugas keamanan pasar dan pihak kepolisian kembali dikerahkan untuk memindahkan PKL tersebut agar masuk ke dalam pasar.  Namun pedagang tersebut tidak mau dipindahkan begitu saja, sehingga ribut mulut antara petugas penertiban pun tak terelakkan.

Kendati mendapat penolakan dari pedagang, petugas yang dikomandoi langsung Kasat Pol PP Ali Armada SH itu tak mengenal belas kasihan membongkar lapak pedagang secara paksa. Tak hanya itu, beberapa peralatan pedagang seperti kotak tempat penyimpanan barang dagangan, meja dan berbagai peralatan lainnya ikut diangkut oleh petugas dengan menggunakan  mobil truk yang telah disiapkan.

\"Dari awal kami telah mengimbau agar pedagang pindah ke dalam pasar dan membongkar lapaknya sendiri, namun setelah kami  tungggu itikad baik dari pedagang belum terlihat, sehingga mau tidak mau harus dilakukan pembongkaran,\" tegas Kasat Pol PP, Ali Armada disela-sela penertiban, kemarin.

Ia mengungkapkan, setelah penertiban tersebut, pihaknya tidak serta-merta meninggalkan pasar tersebut, melainkan tetap diawasi oleh petugas dengan sistem piket.

\"Ya lokasi ini akan terus kita awasi, bahkan saat ini kami telah mendirikan posko yang akan ditempati oleh petugas,\" sampainya. Di sisi lain, ia juga meminta kepada para pedagang agar mematuhi kebijakan menertibkan pasar tersebut, demi kebersihan dan keindahan Kota Bengkulu.

Karena kondisi semrawut tersebut tidak mungkin lagi dibiarkan, terlebih walikota dan wakil walikota menargetkan tahun ini Kota Bengkulu harus mendapatkan piala adipura.

\"Kami sudah memberikan toleransi kepada pedagang, semestinya pedagang juga memikirkan hal yang lebih baik demi penataan Kota Bengkulu. Jika pedagang tetap egois mempertahankan keinginannya, lantas mau dijadikan apa Kota Bengkulu,\" tuturnya.

Pembongkaran Pilih Kasih Sementara itu, salah satu penyebab pedagang  menolak pembongkaran itu dikarekan petugas  masih pilih kasih dalam melakukan pembongkaran lapak pedagang.  Hal ini terbukti, pembongkaran atau penertiban hanya dilakukan terhadap Pedagang Kaki Lima yang menggunakan lapak di jalan tersebut, sedangkan puluhan  kios yang dibangun  dibadan jalan tepatnya di toko grosir Muda-mudi sama sekali tidak disentuh petugas.

\"Kami tidak menolak ditertibkan, cuma harus adil. Kalau lapak kami dibongkar, lapak yang sekitar 30 lapak atau kios di depan toko Muda-Mudi itu juga harus dibongkar, apa bedanya kami dengan mereka,\" protes salah seorang pedagang, Hamdi (55).

Ia menilai jika petugas belum bisa membongkar secara keseluruhan, maka ia memastikan bahwa semua pedagang yang sudah ditertibkan itu akan kembali ke pinggir jalan.  \"Lihat saja nanti, semua pedagang ini akan keluar kembali, karena pemerintah sendiri tidak adil dalam menertibkan pedagang ini,\" ancamnya.

Mendapati hal itu, Kepala UPTD Pasar Panorama, Hermansyah SSos membantah bahwa pihaknya tidak adil, melainkan hanya dilakukan secara bertahap.  \"Nanti semuanya akan kita bongkar, namun butuh waktu dan kita utamakan PKL terlebih dahulu,\" jelasnya.

Selain itu, ia juga beralasan bahwa puluhan pedagang di depan grosir Muda-mudi itu merupakan pedagang yang sudah memiliki STBHM, namun belum mendapatkan tempat setelah pembangunan tahap I dan II. Sehingga para pedagang itu terpaksa membangun kios di pinggir Jalan Kendondong tersebut, sambil menunggu ada tempat di dalam.  \"Pokoknya semua pedagang akan kita pindahkan kedalam pasar, tapi untuk pedagang yang memiliki STBHM itu kita tunggu dulu,\" jawab Hermansyah. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: