Dinkes Kota Bengkulu Siapkan 7.000 Alat Rapid Test untuk KPPS
BENGKULU, BE - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota menyiapkan 7.000 alat rapid test. Alat ini diperuntukkan bagi 5.516 petugas Kelompok Penyelengara Pemungutan Suara (KPPS), yang akan bertugas menjadi panitia di TPS saat hari pencoblosan pada 9 Desember nanti. Hal ini dikatakan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu Susilawaty. Rencananya, ribuan petugas KPPS tersebut, menjalani rapid test massal di kantor Dinas Kesehatan Kota Bengkulu maupun di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu, sebelum 9 Desember 2020. “Kami mendukung penuh rencana teman-teman KPU yang selalu mengedepankan aspek kesehatan dalam setiap proses pelaksanaan tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak nanti terutama pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Bengkulu. Termasuk rapid test untuk petugas KPPS. Insya Allah Pemkot Bengkulu melalui Dinas Kesehatan akan membantu, baik itu tenaga medis maupun tempat pelaksanaannya,” ucap Susilawaty, Senin (16/11). Ia mengatakan, pihaknya pun sangat berharap besar, semua petugas KPPS Kota Bengkulu yang akan menjalani rapid test semuanya non-reaktif sehingga tidak mengganggu dalam proses pilkada serentak nantinya. \"Kita sama-sama meminta dan berharap, seluruh KPPS yang menjalani rapid test nanti semuanya non-reaktif agar bisa bertugas dalam pemungutan suara nantinya,\" tuturnya. Pada kesempatan ini, Susilawaty juga kembali mengingatkan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah Covid-19 yang saat ini masih menjadi pandemi dunia, termasuk di Kota Bengkulu karena angka pasien positif terus saja bertambah setiap harinya. \"Kita berharap tidak ada penambahan klaster baru ditahapan pilkada serenta Pilgub Bengkulu 2020 ini, karena saat ini saja kasus pandemi Covid 19 belum melandai,\" bebernya. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu, Martawansyah mengatakan, selain merencanakan akan menggelar rapid test dan swab kepada anggota KPPS. Pihaknya juga akan melakukan karantina selama 14 hari sebelum pencoblosan. \"Bagi yang hasilnya reaktif covid-19 maka pencalonan KPPS-nya tidak dibatalkan, tapi mereka cukup dikarantina 14 hari,\" ucap Martawansyah. Selain itu, ia juga memastikan, untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat KPU juga melakukan penyemprotan desinfektan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kemudian, pada saat pelaksanaan seluruh KPPS akan dibekali Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, face shield dan sarung tangan. \"Nanti setiap warga yang hadir juga difasilitasi sarung tangan yang diberikan pada saat masuk TPA, untuk memastikan agar tidak ada sentuhan langsung dan paku untuk mencoblos tetap dalam keadaan steril. Kita juga mengatur jadwal kedatangan warga agar tidak terjadi penumpukan. Nantinya jam akan dicantumkan dalam formulir C6,\" jelasnya. Masih dikatakan Martawansyah, masyarakat diharapkan datang tepat waktu sesuai jam yang ada di undangan tersebut. Karena KPU membatasi setiap jamnya minimal 50 orang saja untuk menghindari penumpukan warga di TPS. \"Setiba di lokasi TPS, maka petugas mengecek suhu tubuh disetipa pintu masuk dengan skala diatas 37,3 derajat celcius dan para peserta juga diwajibkan menggunakan masker, kemudian petugas KPPS akan terus menginggatkan dan mengawasi agar ada jarak ideal antar peserta,\" demikian tutupnya. (529)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: