Gas Langka, Plt Walikota Bengkulu Datangi Kantor Pertamina

Gas Langka, Plt Walikota Bengkulu Datangi Kantor Pertamina

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Plt Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi pada Senin (12/10) mendatangi kantor Pertamina bersama Asisten II, Kadis Perindag Dewi Dharma dan 4 orang agen gas elpiji di Kota Bengkulu. Dedy datang untuk berdiskusi langsung terkait apa yang menjadi akar masalah kelangkaan gas yang sangat menyusahkan masyarakat saat ini. Pembahasan pada pertemuan tersebut terfokus pada persoalan kelangkaan elpiji di Kota Bengkulu. Hasil dari koordinasi tersebut menghasilkan banyak asumsi dari hasil analisa yang menjadi penyebab kelangkaan gas elpiji 3 KG yang notabene untuk masyarakat miskin. \"Kita ke sini (pertamina) kan ingin mencari tahu apa sih akar permasalahannya. Saya khawatir nanti masyarakat demo,” ujar Dedy. Peristiwa kelangkaan gas melon 3 Kg saat ini cukup membuat masyarakat miskin yang benar-benar berhak menggunakan gas tersebut pusing. Pasalnya, gas melon seperti menghilang sudah hampir sebulan terakhir dan jika ada, harganya jauh diatas HET yang ditentukan. Padahal, pihak Pertamina mengaku tak sedikitpun mengurangi pasokan gas 3 Kg. Justru malah pada tahun 2020 ini, kuota migas disediakan sebesar 10.732 metrik ton (M/T), dimana kuotanya naik 1,46 persen dari tahun sebelumnya. Penambahannya dari 488 ribu menjadi 583 ribu dengan harapan kuota tambahan itu bisa membanjiri pasar. Sementara itu, pihak Disperindag menduga banyak pangkalan nakal yang tidak mau repot dan langsung menjual gas 3 Kg ke pengecer. “Jadi percuma ada HET tapi harga gas yang dijual pengecer di atas HET. Sedangkan HET itu cuma berlaku di pangkalan. Nah, pangkalan menjual ke pengecer,” ujar salah satu kabid di Dinas Perindag yang mendampingi Kadis Perindag. Dari berbagai asumsi tersebut, Dedy memerintahkan Disperindag untuk lebih mengawasi pihak pangkalan dan membuat kartu kepada masyarakat sehingga pangkalan cuma bisa menjual elpiji kepada masyarakat yang memiliki kartu. Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang masih mampu (bukan orang miskin) agar mulai beralih dari tabung gas 3 Kg ke bright gas 5,5 Kg non subsidi. Meskipun, ia menyadari akibat Covid-19 ekonomi masyarakat semakin sulit sehingga banyak juga yang tadinya sudah memakai bright gas kembali lagi ke tabung gas 3 Kg. (Imn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: