HONDA BANNER
BPBDBANNER

Pemimpin Gigih, Demokratis dan Merakyat

Pemimpin Gigih, Demokratis dan Merakyat

Selain itu, ia juga dikenal sebagai pemimpin gigih dalam membangun Provinsi Bengkulu. \"Empat tahun lamanya saya mendampinginya Almarhum dari tahun 1996 sampai 2000. Bengkulu memang pas di pimpinnya, saat itu ia dikenal gigih. Kalau ada kegagalan sedikit saja, almarhum pasti gigih memperjuangkannya lagi,\" katanya.

 

Selain itu juga program yang di kerjakannya selama menjadi gubernur program yang merakyat seperti pembasmian hama babi dapat piala dari Presiden Soeharto. Sejak menjalankan tugas sebagai gubernur, melewati masa pensiun hingga peristirahatan terakhir, Iskandar turut mendampinginya. \"Secara pribadi maupun sebagai sahabat sangat baik sekali sampai beliau wafat dan saya mendampinginya. Ada tiga gubernur yaitu Pak Adjis Ahmad, Pak Andi Jalal dan Hasan Zen, semua sosok yang baik dan teladan,\" terangnya.

 

Hal yang sama diungkapkan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Kurnia Utama mengatakan almarhum Adjis Ahmad semasa hidupnya adalah sahabat ayahnya. Ia mengatakan Almarhum adalah tauladan yang wajib ditiru. \"Beliau (Almarhum) sosok pemimpin yang patut ditiru,\" katanya. Menurutnya, saat orang tua Kurnia Utama meninggal, Adjis Ahmad berpesan kepadanya agar melanjutkan perjuangan orang tuanya. \"Beliau pernah beramanah di kuburan bapak saya di Sukarami. Agar saya melanjutkan perjuangan bapak,\" jelasnya.

 

Ia menilai, Adjis Ahmad pemimpin yang bagus, karena mampu menyelesaikan jabatannya hingga dan tidak ada masalah. Almarhum mengembuskan napas terakhir dalam usia 72 tahun setelah menjalani perawatan di RSUD M Yunus, Bengkulu, Rabu (20/2) sekitar pukul 16.00 WIB akibat menderita penyakit gagal ginjal. Almarhum semasa hidupnya sudah menjalani perawatan sakit gula sejak 2007, namun terkena penyakit komplikasi dalam setahun terakhir, bahkan penglihatannya terganggu akibat penyakit komplikasi yang dideritanya itu.

 

Hingga sore kemarin, di kediamannya Jalan Kapuas Raya, Padang Harapan, Kota Bengkulu, terus dipenuhi ratusan pelayat yang berdatangan secara silih berganti. Adjis Ahmad bin Denes lahir di Desa Lingge, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatra Selatan pada 25 Agustus 1941, meninggalkan seorang istri, 5 orang anak dan sepuluh orang cucu. Selamat Jalan Paka Adjis Ahmad. Semoga mendapat tempat yang baik disisi Allah SWT. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: