291 Orang Meninggal Akibat HIV/Aids
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat sejak 2002 ada sebanyak 291 orang di Bengkulu meninggal akibat virus HIV/Aids. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau peran aktif masyarakat dan juga para kalangan pria yang agar tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah. Hal ini mengingat penyebaran virus HIV/Aids terjadi melalui suntikan, darah, dan hubungan seksual.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan, penanganan penyakit HIV/AIDS dengan upaya pencegahan bagi masyarakat dilakukan dengan berbagai program lintas sektor sesuai dengan peran masing-masing stakeholder.
\"Kalau penanganan kita tentu sudah melakukan upaya pencegahan bagi masyarakat dengan berbagai program lintas sektor sesuai peran masing masing. Kita sudah ada unit pelayanan seperti Puskesmas,\" kata Herwan, kemarin (24/11).
Penyakit HIV/Aids menurut Herwan Antoni dapat menyebar dengan berbagai faktor, diantaranya dikalangan pekerja seks komersil, melalui pemakai narkoba dan juga penyakit seks menyimpang atau seks sejenis.\"Pemerintah terus melakukan pencegahan melalui berbagai sosialisasi, terutama kepada ibu hamil, kelompok-kelompok milenial, para pekerja seks komersil dan sasaran lainnya,\" tutupnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kipas, Merly Yuanda mengatakan, kasus HIV/AIDS yang ada di Bengkulu sebagian besar terjadi karena perilaku seksual yang menyimpang. Artinya mereka melakukan hubungan seksual sesama jenis yaitu laki-laki dengan laki-laki.
Kemudian pasangannya sudah mengidap HIV dan dia tertular karena pasangannya yang punya penyakit. Selanjutnya yang ketiga yaitu WPS dan pelanggan WPS. Setelahnya adalah narkoba dan jarum suntik, serta waria.\"Untuk mengobati mereka, maka perlu melakukan pengobatan perawatan serta tidak putus minum obat. Tapi pada umumnya pengobatan setiap orang bisa berbeda, tapi anti viralnya sama. Sesuai dengan gejala dan keluhannya, karena HIV/AIDS ini sebagai pintu gerbang masuknya penyakit-penyakit lain yang banyak,\" tuturnya.
Dikatakannya, kalau sudah kena HIV/AIDS, imun pasti turun, dan dalam ambang habis, semua penyakit, kuman, jamur bisa mudah masuk, sehingga terjadi infeksi-infeksi oportunitis diluar HIV itu sendiri. Tapi secara general penanganan virus itu pakai ARV dan sistem profilaksis (mencegah TB dan ll) dengan obat-obat khusus.
\"Tatkala orang HIV/AIDS ini meminum obat secara teratur, imun akan meningkat, sehingga nanti saat dikonsultasikan saat adanya virus atau tidak dalam tubuhnya, mereka nantinya bisa hidup normal seperti orang lainnya. Tetapi misalkan kondisinya baik, dan dia mengabaikan pengobatan, posisi viral loud-nya bisa ter-detect lagi, imun bisa turun, CD4-nya bisa turun, virus bertambah dan kembali ke awal lagi,\" tuturnya.
Ia mengimbau seluruh masyarakat jangan ada stigma buruk lagi tentang HIV/AIDS, artinya ada komitmen untuk sama-sama bergerak menjauhi penyakitnya, jangan jauhi orangnya. Karena ODHA ini butuh dukungan dari kita semua. Kedua, terkait dengan pencegahan HIV/AIDS di masyarakat karena kebanyakan faktor resiko yang terjadi di era sekarang adalah perilaku seksual yang menyimpang.
\"Oleh karena itu saya mengimbau untuk menerapkan ABC (Absen, Be Faithful, Condom). Ditahan melakukan seks menyimpang, kedua, setia pada satu pasangan. Jadi jangan ganti-ganti pasangan sampai akhir hayat. Kalaupun tak tahan lagi gunakanlah alat pengaman. Mungkin dengan kita melakukan itu kita bisa mencegah AIDS pada diri kita,\" tandasnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: