Program Kependudukan jadi Mata Kuliah
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menggelar MoU dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Provinsi Bengkulu, kemarin. MoU tersebut memasukkan program kependudukan ke dalam mata kuliah di setiap perguruan tinggi.
Ada tiga universitas yang menjalin kerjasama tersebut, yaitu IAIN Bengkulu, UMB dan Universitas Dehasen. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Bustamar Edisyaf mengatakan, dengan masuknya program kependudukan ke mata kuliah, maka permasalahan soal kependudukan dapat dilakukan pencegahan bersama.
\"Mahasiswa kita bisa memahami apa itu kependudukan dan aspek masalah lain dalam kependudukan,\" terang Bustamar saat membuka rapat telaah tengah tahun (Review) program kependudukan BKKBN di Nala Hotel Bengkulu, kemarin (20/8).
Tidak hanya itu, masuknya program kependudukan itu juga akan membuat para mahasiswa mampu mengubah sikap dalam mewujudkan keluarga berencana. \"Jadi bisa ditanamkan sejak dini ke semua lapisan, termasuk kepada para mahasiswa,\" ungkapnya.
Setelah MoU ini, program kependudukan dalam dimasukkan ke mata kuliah yang lebih relevan sehingga benar-benar bisa dipahami oleh mahasiswa. \"Kuncinya bisa diaplikasikan,\" tegas Bustamar.
Tidak hanya tiga universitas itu saja, tahun lalu, BKKBN Provinsi Bengkulu juga telah menggelar MoU dengan tiga perguruan tinggi. Yaitu Universitas Bengkulu, Unihaz dan IAIN Curup. Di sisi lain, Rektor IAIN Bengkulu, Prof Dr H Sirajuddin mengatakan, program kependudukan itu nantinya akan dimasukkan ke dalam materi-materi dalam mata kuliah. Hal itu tentuknya program kependudukan nantinya bisa didapatkan mahasiswa dan diterapkan kepada masyarakat ketika berada di luar kampus.
\"Program kependudukan itu kita dukung untuk dimasukan dalam study tertentu,\" terang Sirajuddin.
Mata kuliah yang bisa dimasukkan materi itu seperti mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Agama. Sebab, mata kuliah itu sangat relevan memasukkan program kependudukan. \"Dalam agama juga diajarkan bahwa Rasuallah meninggalkan umat yang kuat, tidak hanya sekedar kwantitas tapi juga kualitas,\" ujarnya.
Program kependudukan harus didukung penuh, karena kondisi saat ini menurut Rektor, bonus demografi memang sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab, masalah ini telah menjadi beban nasional, karena akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan kependudukan. \"Bonus demografi itu tidak hanya tidak berdaya, tapi juga tidak diberdayakan sehingga butuh peran semua pihak,\" tutup Sirajuddin. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: