SMA Penggalang Tunggu Janji Diknas
SEMIDANG LAGAN, Bengkulu Ekspress - Sekolah Menengah Atas (SMA) Penggalang Pendidikan di Desa Kota Niur, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Pendidikan Nasional (Diknas).
Kondisi yang memprihatinkan membuat tim dari Diknas Provinsi Bengkulu melakukan kunjungan ke SMA Penggalang Pendidikan. Meskipun belum memberikan bantuan, Diknas Provinsi Bengkulu berjanji akan memberikan bantuan dana pembangunan infrastruktur penunjang menuju satu-satunya SMA di Kota Niur.
\"Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu tim dari Diknas Provinsi Bengkulu sudah meluangkan waktu meninjau kondisi SMA Penggalang Pendidikan,\" kata Ketua Yayasan SMA Penggalang Pendidikan, Agus.
Hanya saja, lanjut Agus, bantuan dari Dinkas Provinsi tak bisa disalurkan secara cuma-cuma. Melainkan, harus didukung dengan usulan proposal serta kelengkapan administrasi sekolah. \"Kami diminta untuk mengurus administrasi sekolah secara lengkap. Dimulai dari gambaran tentang fisik sekolah, guru ataupun sarana penunjang. Setelah semua dilengkapi, Diknas Provinsi memberikan gambaran tentang bantuan infrastruktur jalan menuju bangunan sekolah,\" jelasnya.
Selain kucuran dana untuk infrastruktur, dilanjutkan Agus, angin segar juga ditujukan kepada para guru yang telah mengabdi sejak SMA berdiri, yakni sejak tahun 2017 lalu.
\"Tak menutup kemungkinan Diknas Provinsi juga akan memberikan insentif bagi para guru. Insentif merupakan penunjang penghasilan selain dari intern sekolah yang bersumber dari wali murid. Itupun dengan jumlah dan waktu yang tak menentu. Bisa sebulan sekali atau 3 bulan,\" demikian Agus.
Dilansir sebelumnya, SMA Penggalang Pendidikan berdiri di atas lahan yang dihibahkan warga dengan luas 60x60 meter. Sekolah yang sudah beroperasi sejak dua tahun terakhir tersebut memiliki 21 orang murid dengan program studi ilmu pengetahuan sosial (IPS). Para murid terbagi menjadi 2 kelas, yakni kelas 1 dan kelas 2.
Ruang kegiatan belajar (RKB) yang tersedia masih dalam kondisi terbuka dengan ukuran sekitar 5x12 meter. Bangku, meja dan ruang penyekat antar ruangan terbuat dari papan tipis. Kondisi sekolah juga masih berlantai tanah dan beratap seng. Keseluruhan bangunan merupakan hasil karya masyarakat setempat yang dibangun secara swadaya pada tahun 2017 lalu.(135)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: