Inflasi Tertinggi Terjadi di Bengkulu
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pada September 2018 lalu, Kota Bengkulu mengalami Inflasi sebesar 0,59 persen. Angka inflasi ini tertinggi di Indonesia.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota di Indonesia, 16 kota mengalami inflasi dan 66 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,59 persen dan inflasi terendah di Bungo sebesar 0,01 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Pare-pare sebesar -1,59 persen dan deflasi terendah terjadi di Tegal, Singkawang, Samarinda dan Ternate sebesar -0,01 persen.\"Komoditas penyumbang inflasi pada September 2018 lalu yaitu tiket pesawat dengan andil inflasi mencapai 1,07 persen,\" kata Dyah, Senin (1/10).
Seperti diketahui, Inflasi Kota Bengkulu September 2018 disebabkan naiknya tarif angkutan udara, harga kentang, beras, semen, apel, susu untuk balita, shampo, tekwan/model, kol/kubis dan sepeda motor. Hal ini berbeda jauh dengan kondisi Agustus 2018 lalu, dimana beberapa komoditi seperti tarif angkutan pesawat, beras, semen, susu untuk balita, shampo, tidak memberikan andil inflasi.
\"Kita melihat pola konsumsi masyarakat pada September lalu telah berubah dan banyak orang bepergian menggunakan pesawat dan meningkatnya harga kentang dan beras serta semen,\" ujar Dyah.Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi dipengaruhi karena turunnya harga beberapa komoditas seperti daging ayam ras, cabai merah, jengkol, telur ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, bawang putih, tomat buah, bawang merah, jeruk dan kacang panjang.
\"Sementara itu, beberapa komoditas mengalami penurunan yang diakibatkan banyaknya pasokan di pasar sehingga harganya turun,\" jelas Dyah.
Dyah menerangkan, dengan inflasi sebesar 0,59 persen pada bulan September 2018 tersebut, maka besarnya inflasi tahun kalender (laju inflasi) sebesar 2,11 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 2,87 persen. Meski begitu, kondisi inflasi di Bengkulu masih tetap terjaga. \"Inflasi kita masih terjaga, karena target pemerintah dalam menjaga inflasi pada rentang 3.5 persen plus minus 1, jadi masih bagus,\" tukas Dyah.
Pengamat Ekonomi, Dr Ahmad Badawi Saluy MM mengatakan, inflasi September sebesar 0,59 persen masih sesuai dengan target pemerintah. Akan tetapi salah satu komponen seperti harga tiket pesawat yang naik menjadi penyumbang angka inflasi daerah. Untuk mencegah meningkatnya tarif angkutan udara, ia mendorong agar pemerintah melakukan strategi pembukaan rute penerbangan baru.
\"Pemerintah harus kembali membuka rute penerbangan baru seperti ke Lampung dan beberapa kota lainnya, kalau dibuka maka tarif tiket pesawat bisa terjaga,\" ujar Badawi.
Selain itu, ia juga berharap agar pemerintah menggalakkan sektor pertanian. Karena sektor pertanian pada September 2018 lalu telah memberikan andil inflasi seperti kentang 0,035 persen, beras 0,033 persen, dan kol putih atau kubis sebesar 0,0057 persen.\"Sektor pertanian di Bengkulu belum begitu dimaksimalkan oleh Pemerintah, harusnya pemerintah mendorong petani untuk meningkatkan pertaniannya sehingga komoditas tersebut tidak memberikan andil inflasi yang berarti,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: