OJK Sosialisasikan Ekonomi Syariah
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah masih minim. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI berusaha membuka wawasan masyarakat bahwa ekonomi syariah tidak hanya sebatas perbankan syariah saja, tetapi juga merambah bidang lain yakni asuransi, lembaga pembiayaan, pasar modal bahkan hingga sektor riil seperti hotel dan pariwisata syariah.
Anggota Komisi XI DPR RI, dr Anarulita Muchtar yang merupakan mitra kerja OJK menuturkan, pentingnya pengetahuan tentang keuangan berbasis syariah dalam perekonomian masyarakat Bengkulu, bukan berbasis keagamaan. Bahkan di negara bukan non muslim seperti Inggris, ekonomi syariah dapat tumbuh subur.
\"Kita secara pribadi sangat perlu mengetahui keuangan syariah tidak berkaitan dengan keagamaan, bahkan di negara non muslim pun keuangan berbasis syariah telah berkembang pesat sejak lama,\" kata Anarulita dalam sosialisasi keuangan syariah sebagai penguat ekonomi umat di Hotel Xtra Tanah Patah, Kota Bengkulu, Selasa (7/8).
Menurutnya, ekonomi syariah tidak hanya sebatas bank saja, akan tetapi banyak bisnis syariah telah bermunculan, mulai dari keuangan berbasis syariah dan industri perhotelan, pembiayaan dan pegadaian. \"Jadi, kenapa kita tidak menggunakan yang syariah karena seperti keuangan syariah ada perbedaan perhitungannya dengan konvensional. Keuangan berbasis syariah lebih ringan dan fleksibel dari keuangan konvensional,\" tutup Anarulita.
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Yan Syafri menjelaskan, keuangan syariah itu banyak keuntungannya, terlebih Indonesia merupakan negara dengan angka muslim terbesar. Bahkan pangsa pasar masyarakat muslim didunai tumbuh mencapai 11.9 persen, pada tahun pada 2016 sudah mencapai $2.006 dan diprediksi pada 2022 mencapai $3.081.
\"Melihat besarnya pasar syariah di dunia kenapa kita tidak memanfaatkan keuangan syariah, rugi kalau tidak dimanfaatkan karena Indonesia khususnya Bengkulu angka penduduk muslimnya terbesar di dunia,\" jelas Yan.
Lebih lagi berdasarkan data perbankan syariah di Bengkulu, total pembiayaan syariah telah mencapai Rp1,07. Terdiri atas pembiayaan konsumsi pegawai mencapai Rp 647 miliar, perdagangan Rp 191 miliar dan pertanian atau perkebunan Rp 81 miliar. \"Ini merupakan hal yang cukup baik jika masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan syariah tersebut,\" terang Yan. Di beberapa daerah seperti NTB, pariwisata syariah sudah diberlakukan dan hotel-hotel syariah juga sudah mulai banyak. \"Pemahaman syariah itu luas sehingga masyarakat harus mampu memanfaatkan dengan baik,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: