Daya Saing Bengkulu Terendah di Sumatera
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asia Competitiveness Institute (ACI) Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS) menunjukkan daya saing Provinsi Bengkulu menempati peringkat 29 dari 34 Provinsi di Indonesia. Peringkat tersebut sekaligus menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai daerah di Indonesia dengan nilai daya saing terendah di Sumatera.
Perwakilan ACI-NUS, Nirwansyah mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan ACI-NUS ke Provinsi Bengkulu tahun 2018 ini, menunjukkan hasil yang cukup mengagetkan. Pasalnya, daya saing keseluruhan di Provinsi Bengkulu berada pada peringkat 29 dari 34 Provinsi di Sumatera atau mengalami penurunan dari tahun 2017 yanh berada di peringkat 27 di Indonesia.
\"Dalam empat tahun berturut-turut Bengkulu selalu mengalami penurunan peringkat daya saing, bahkan tahun ini paling rendah di Sumatera,\" kata Nirwansyah pada Survey Tahap ke VII Daya Saing Daerah Provinsi Bengkulu di Santika Hotel Bengkulu, kemarin (9/7).
Peringkat yang dilakukan oleh ACI-NUS dilakukan berdasarkan survei dengan menggunakan data skunder dan primer. Dimana 78% diambil dari data sekunder di BPS, BI, dan instansi terkait. Kemudian 22% data primer diambil dari survei persepsi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Akademisi, dan Pemerintah Provinsi. \"Survei tersebut dikerjakan kurang lebih oleh 14 peneliti NUS,\" terang Nirwansyah.
Selain itu, survei dilakukan menggunakan 105 indikator sesuai metodologi Institut Daya Saing ACI, yang terdiri dari lima kategori kelompok yaitu daya saing keseluruhan, stabilitas ekonomi makro, perencanaan pemerintah dan institusi, kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja dan kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur. \"Kelima kategori kelompok tersebut, masing-masing diberi peringkat berdasarkan hasil survei yang telah dianalisis,\" jelas Nirwansyah.
Lembaga survei peringkat kedua di Asia ini menyatakan, dari sisi stabilitas ekonomi makro Provinsi Bengkulu pada 2018 menempati urutan peringkat paling rendah di Indonesia dengan skor sebesar -1.037. Bahkan dalam 3 tahun terkahir selalu menempati peringkat terendah. Selain itu dari sisi pemerintah dan institusi publik, Provinsi Bengkulu berada di peringkat ke 33 dari 34 Provinsi. \"Saya rasa stabilitas ekonomi makro dan pemerintahan serta institusi publik perlu diperbaiki di Provinsi Bengkulu ini karena Bengkulu sudah masuk dalam 10 provinsi dengan daya saing terendah di Indonesia,\" ujar Nirwansyah.
Sementara itu, dari sisi kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja, Provinsi Bengkulu menempati peringkat ke 23 dengan skor -0.537. Kemudian dari sisi kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur, Provinsi Bengkulu peringkat ke 24 dengan skor -0.291.n \"Meskipun dua kategori kelompok berada di peringkat terendah, namun untuk kategori kelompok kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja serta kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur, Bengkulu masih baik namun masih perlu di tingkatkan lagi karena dalam 3 tahun terakhir peringkatnya tidak pernah mengalami kemajuan,\" tambah Nirwansyah.
Untuk meningkatkan peringkat daya saing provinsi secara keseluruhan, Pemerintah Provinsi Bengkulu harus benar-benar fokus dalam memperbaiki stablitas ekonomi makro, perencanaan pemerintah dan institusi, kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja dan kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur. Hal ini bertujuan agar para investor tertarik menanamkan modalnya di Bengkulu.
\"Upaya meningkatkan daya saing masing-masing provinsi hasilnya akan dijadikan evaluasi oleh para Investor. Sudah tentu itu semua menjadi daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya ke Provinsi tersebut,\" tukasnya.
Ketua DPP APINDO Provinsi Bengkulu, H Basri Muhammad SSos MSI mengaku, hasil survei yang dilakukan ACI semoga bisa digunakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memperbaiki kondisi daya saing. Perbaikan tersebut menjadi penting mengingat dalam 3 tahun terakhir, Provinsi Bengkulu peringkatnya selalu menurun. \"Kami berharap Pemerintah Provinsi bisa memperbaiki kondisi daya saing yang sudah rendah ini, agar para investor mau menanamkan modalnya ke Bengkulu,\" tukas Basri.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda Provinsi Bengkulu, Anzori Tawakal ST MSi mengatakan, Bengkulu pernah rangking 23, 25, dan 27. Tetapi pada 2018 ini peringkat daya saing Provinsi Bengkulu semakin menurun, untuk itu Pemerintah kedepan akan berusaha memperbaiki semuanya dan semoga nanti Bengkulu bisa masuk ranking belasan. \"Kami berusaha meningkatkan ranking daya saing di Provinsi Bengkulu melalui Program Prioritas Gubernur yaitu, pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan, agro maritim dan hilirisasi, membangun infrastruktur strategis, reformasi birokrasi, dan visit wonderful 2020 disektor pariwisata,\" tutup Anzori.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: