Siswa Mendominasi Pelanggaran Lantas

Sabtu 28-04-2018,13:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

LEBONG, Bengkulu Ekspress - Hari ke 2 pelaksanaan Opreasi Patuh Nala 2018 yang dilakukan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lebong, berhasil menjaring 47 kendaraan yang didominasi pelaku pelanggar para siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Atas (SMP-SMA) yang tidak mengunakan helm.

Kapolres Lebong AKBP Andree Ghama Putra SH SIk didampingi Wakapolres Kompol Gusti Putu Adi Wirawan SIk, melalui Kasat Lantas IPTU Panehan W Simamora, mengatakan bahwa hari pertama pelaksanaan operasi ada 21 pelanggaran terdiri dari 18 tidak menggunakan helm, melawan arus 2, tidak menggunakan helm 1. Sementara di hari kedua ada 26 pelanggaran terdiri dari 11 tidak menggunakan helm, 2 melawan arus, sisahnya tidak memiliki SIM dan STNK.

\"Dari jumlah tersebut juga didominasi kendaraan roda dua sebanyak 42 unit dan sisanya kendaraan roda 4,\" sampainya, kemarin (27/4).

Dalam pelaksanaan operasi kali ini, sengaja dilakukan secara hunting atau tidak difokuskan di satu titik saja. Dimana seperti hari pertama pelaksanaan dilakukan operasi di 4 titik Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Pelabai, sementara di hari kedua juga dilakukan di Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Kecamatan Pelabai dan Kelurahan Pasar Muara Aman Kecamatan Lebong Utara.

Ditegaskan Panehan, dalam pelaksanaan Operasi Patuh Nala 2018 ini, tidak pandang bulu siapa yang akan ditindak jika melakukan pelanggaran. Apa itu para pejabat daerah, anggota kepolisian sendiri maupun masyarakat Lebong. Hal ini dikarenakan kepolisian ingin menjadikan Kabupaten Lebong menjadi daerah yang taat lalu lintas.

\"Untuk itulah kami harapkan kepada seluruh masyarakat agar bisa mematuhi peraturan ketika berkendara,\" pintanya.

Satlantas Lakukan Sosialisasi

Melihat pelanggar lalu lintas di Kabupaten Lebong didominasi para pelajar yang menggunakan kendaraan roda dua, Satlantas Polres Lebong, melaksanakan sosialisasi operasi patuh nala di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Lebong Atas, Jumat (27/4).

\"Yang kita dapatkan para siswa ketika ke sekolah tidak menggunakan helm Setandar Nasional Indonesia (SNI), menggunakan spion, danmelengkapi surat-surat kendaraan,\" jelasnya.

Dimana saat ini, kecelakaan yang menelan korban jiwa yang terjadi dikarenakan tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang didominasi para pelajar. Sehingga jika tidak dilakukan sosialisasi sejak dini, maka akan semakin banyak para siswa yang akan menjadi korban kecelakaan.

\"Kita ingin mengantisipasi hal tersebut,karena anak-anak merupakan para penerus,\" sampainya Selain itu dengan melengkapi atau mematuhi peraturan lalu lintas, maka memberikan keselamatan, kenyamanan ketika berkendara dan membuat mereka (siswa) tidak terjaring ketika dilaksanakan razia. \"Itu yang kita harapkan kepada para siswa,\" sampainya. (614)

Tags :
Kategori :

Terkait