Balita 2 Tahun Terbakar, Butuh Uluran Tangan

Selasa 17-10-2017,20:14 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 

CURUP, BE- Nasib tragis dialami Khariul Fahmi (2) warga Desa Karang Jaya Kecamatan Bermani Ulu. Bayi yang baru berumur dua tahun tersebut harus mengalami luka bakar dibagian belakang tubuhnya.

Menurut sang Ibu, Hayati (45) Fahmi mengalami luka bakar karena lampu togok (Lampu minyak tanah) yang tertumpah di pondoknya pada HariMinggu (15/10) lalu. Tumpahan lampu tersebut membakar kasur tempat Fahmi tertidur.

\"kena tumbahan lampu togok pak, di pondok kami yang ada di kebun pada Minggu sore kemarin,\" aku Hayati.

Diungkapkan Hayati, kejadian nahas yang menimpa anaknya tersebut, bermula saat Minggu sore ia akan pergi ke sungai untuk mandi, sebelum pergi ke sungai, ia memastikan Fahmi sudah tertidur pulas terlebih dahulu, saat tertidur tersebut, ia bersama satu anaknya pergi kesungai yang tak jauh dari pondok mereka. Sebelum pergi ia sempat menghidupkan lampu togok, lantaran hari sudah mendekati malam.

Iya baru mengetahui bahwa anaknya terbakar, saat pulang dari sungai melihat ada gumpalan asap dari arah pondok mereka, sedangkan sang anak sudah digendong oleh tetangga dengan kondisi baju yang dikenakan fahmi sudah terbakar.

\"Saat itu saya terkejut dan tak tahu apa-apalagi lantaran langsung pinsan,\" terang Hayati.

Menurut Hayati, kemungkinan besar sebelum kejadian lampu togok yang sebelumnya ia letakkan diatas lemari tak jauh dari tempat tidur anaknya tumpah dan langsung mengenai kasur tempat Fahmi tertidur, saat itu juga api langsung membesar dan membakar Fahmi. Saat itu juga Fahmi langsung menagis kencang, tetangga yang mendengar tangisan Fahmi dan melihat ada gumpalan asap langsung menyelamatkan Fahmi.

\"Sebelum dibawa ke rumah sakit ini, kami sempat ke bidan desa, namun oleh bidan diminta ke rumah sakit ini,\" terang Hayati.

Kejadian yang menimpa anaknya tersebut, menurut Hayati menambah masalah dalam hidupnya, karena ia tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya, karena menurut Hayati saat ini ia hanya seorang diri menafkahi anak-anaknya lantaran sang suami sudah meninggal tiga tahun lalu.

\"Saya sekarang bingung, jangankan untuk hidup, untuk kami makan saja masih bingung, karena saya tidak bisa mencari nafkah,\" aku Hayati.

Menurut Hayati sehari-hari ia bekerja mencari pucuk pakis dihutan, kemudian dijualnya kepasar, hasil dari menjual pakis tersebut yang selama ini digunakan untuk menafkahi anaknya.

Atas kejadian tersebut, Hayati berharap ada uluran tangan dari masyarakat yang ingin membantunya dalam pembiayaan pengobatan anaknya yang saat ini tengah dirawat di RSUD Curup. (251)

Tags :
Kategori :

Terkait