Pasalnya, saat ini bahaya abrasi terus mengancam kawasan tersebut. Terlebih laju abrasi di pesisir pantai desa itu terjadi sangat cepat. Bahkan di beberapa titik kawasan wisata itu sudah terjadi abrasi yang sudah parah dan hampir memakan badan jalan di kawasan wisata itu.
Jika dibiarkan, warga khawatir bisa membuat jalan ambruk lantaran tanah di bawah jalan itu mulai tergerus air laut.
Rahaya mengatakan, saat ini desa mereka sangat membutuhkan penahan gelombang dan bronjong di sepanjang pantai di desa itu. Menurutnya, penahan gelombang dapat memecah ombak yang menghantam tebing sedangkan bronjong untuk mencegah jatuhnya tanah ke lautan.
\"Abrasi sangat cepat di sini, kami harap Pemda Benteng memalui instansi terkait bisa membantu kami mencegahnya dengan mengadakan dua kebutuhan kami tadi. Jika dibiarkan saja, bisa-bisa daratan di sini habis,\" jelas Rahaya.
Ia mengaku, sudah banyak warga di desa itu yang mulai ketakutan dengan laju abrasi yang sangat cepat tersebut. Pihaknya melalui pemerintah desa juga pernah melakukan penanaman pohon bakau di sekitar bibir pantai, hanya saja karena derasnya hantaman ombak membuat pohon-pohon itu tersapu ombak dan hilang.
\"Ombak di Pantai Sungai Suci ini tergolong besar, korban jiwa sudah banyak yang tergulung ombak. Kami pernah menanam pohon tapi semuanya hilang. Kami berharap pemerintah daerah dengan dana dan perlatan yang memadai dapat membantu kami menahan laju abrasi ini, setidaknya dibangun pemecah gelombang seperti di kawasan wisata Tapak Paderi,\" papar Rahaya.
Dijelaskan Kades, Sungai Suci merupakan objek wisata yang sangat potensial, jika kawasan itu habis terkikis ombak, maka Benteng akan kehilangan objek wisata pantai. Sebab itu, Pemda mesti bergerak cepat mengatasi masalah ini.
\"Sungai Suci sudah lama dikenal dan salah satu objek wisata andalan di Benteng. Jika abrasi tidak dihentikan, maka bisa-bisa keindahan Sungai Suci hilang dan pada akhirnya mengancam pemukiman warga. Harapan kami Pemda dapat segera mengatasi masalah ini,\" pinta Rahaya.(135)