Terseret Sungai, 1 Tewas, 1 Hilang

Jumat 08-04-2016,09:50 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Derasnya arus sungai menimbulkan korban jiwa. 2 warga tenggelam. Satu ditemukan tewas dan 1 lainnya hilang dan masih dalam pencarian. Peristiwa ini terjadi di dua lokasi dan waktu yang berbeda.

Korban tewas adalah Holidin Saleh atau akrab dipangggil Kholik (50) warga asal Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pasawaran, Provinsi Lampung. Ia menjadi korban derasnya arus sungai/ bendungan irigasi Batu Balai Air Nipis, Bengkulu Selatan (BS). Dirinya tewas tenggelam saat mandi sekitar pukul 13.30 WIB, Kamis (7/4).

Babinsa Kota Manna yang ditugaskan di Kecamatan Seginim dan Air Nipis, Sertu Wakimin dan didampingi anggota Kodim 0408 BS lainnya, Kopral Yetno kepada BE menjelaskan. Tewasnya Kholik tersebut berawal, saat dirinya bersama 5 orang kru Pasar Malam, di Desa Pasar Baru, Seginim mandi di bendungan Batu Balai.

Setibanya di lokasi, korban langsung melepas baju dan tanpa pikir panjang langsung meloncat menceburkan diri ke bendungan. Sedangkan 5 rekannya yang lain masih berada di pinggir bendungan. Saat menceburkan diri, korban langsung ke tengah bendungan. Rupanya ditengah ada pusaran, sehingga korban langsung terjebak dalam pusaran itu. Sekitar lima menit, korban belum muncul dari pusaran, teman-temannya langsung berusaha menolongnya.

Bahkan saat itu temannya sudah berhasil memegang tangan korban. Namun karena derasnya air sungai, korban terlepas. lalu temannya pun mengambil papan dan menyerahkan papan tersebut pada korban, agar bisa memegangi papan.

\"Sebenarnya saat itu korban sudah bisa memegangi papan, namun karena arus sungai sangat deras, korban terbawa arus ke hilir sungai,\" ujar Wakimin.

Setelah tidak berhasil menyelamatkan korban, teman-teman korban langsung teriak minta tolong sehingga warga pun beramai-ramai mendatangi bendungan Batu Balai. Saat itulah warga melihat korban sudah terbawa arus sungai. Warga berusaha mengejar dan menangkap korban agar tidak terlalu jauh hanyut, namun karena air hujan turun dengan sangat deras, warga kesulitan menangkap tubuh korban.

Sehingga sekitar 2,5 km, tepatnya di belakang Desa Sukarami, tubuh korban berhasil ditangkap warga sekitar pukul 15.30 WIB. Hanya saja saat tubuhnya berhasil ditarik ke pinggir sungai, korban sudah tidak bernyawa lagi, oleh warga yang dibantu oleh Babinsa dan anggota TNI serta polisi langsung membawa jasad korban ke Puskesmas Pasar Baru, Seginim.

\"Saat berhasil kami angkat dari sungai, korban sudah meninggal, lalu kami bawa ke Puskesmas, setelah itu oleh rekan-rekan kerja korban, jasad korban di bawah ke kampung halamannya di Provinsi Lampung untuk disemayamkan di dekat keluarganya,\" terang Wakimin diamini Yetno.

Sementara itu Kapolsek Seginim, AKP Sudjadi SH membenarkan adanya warga tewas saat mandi di bendungan Batu Balai. Dikatakannya hasil dari pantauan di lapangan, korban tewas karena sebelumnya mandi di bendungan batu balai, lalu tenggelam dan hanyut.

Petani Menghilang

Sementara kejadian kedua menimpa Mawardi (40) warga Desa Pungguk Ketupak, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang diduga menghilang akibat terseret arus Air Sungai Bengkulu, saat sedang asyik mencari ikan dengan menggunakan tangguk.

Mendapat kabar tersebut, warga 4 desa langsung melakukan pencarian dan menyisiri seluruh aliran sungai. Diantaranya Desa Pungguk Ketupak, Pungguk Beringin, Kelindang dan Desa Penum. Tak hanya warga, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim Basarnas Bengkulu turut melakukan pencarian. Baik itu dengan dengan cara manual maupun menggunakan perahu karet.

Ditemui saat melakukan pencarian, warga Punggu Ketupak, Ramdan (25), menjelaskaan bahwa peristiwa tersebut berawal dari korban yang sedang menjaga tanaman padi darat (huma) yang tak lama lagi memasuki masa panen. Diketahui, korban menjaga tanaman tersebut bersama sang istri, Cindra (30) dan bermalam di sebuah pondok di tengah ladang.

Memanfaatkan waktu sore seusai berkerja, korban berniat mencari ikan di aliran Sungai Bengkulu yang berada tepat di tepi ladang mereka, sekitar pukul 16.00 WIB, sore. Hanya saja, hingga malam hari, sang istri yang sudah berada di pondok merasa resah lantaran menanti korban yang tak juga pulang membawa hasil tangkapan. \"Sekitar pukul 21.00 WIB, istri korban (Cindra) meninggalkan ladang mereka dan pulang ke rumah yang berjarak sekitar 3 kilometer. Setiba di pemukiman warga, istri korban meminta bantuan warga untuk melakukan pencarian terhadap suaminya,\" jelas Ramdan.

Masih kata dia, mendengar cerita Cindra, puluhan warga yang tergabung dari sejumlah desa langsung turun ke sungai untuk melakukan pencarian. Meski belum diketahui pasti keberadaan korban, warga yang melakukan pencarian berhasil menemukan baju korban di tepi sungai serta jaring tangkap yang tersangkut tak jauh dari ditemukannya pakaian korban.

\"Hingga saat ini (sore kemarin, red) korban belum juga ditemukan. Diduga dia terserat arus akibat air sungai yang seketika membesar dan membuat bapak tiga anak itu hanyut terseret arus,\" ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Benteng, Drs Tomi Marisi MSi yang hadir di lokasi kejadian mengaku akan mengerahkan sejumlah personel untuk mencari korban. \"Sementara ini, kita akan mencari korban dengan cara manual dan menyisi aliran sungai. Kita juga akan bekerja sama dengan tim Basarnas dan berharap korban segera ditemukan,\" demikian Tomi. (369/135)

Tags :
Kategori :

Terkait