BENGKULU, BE - Mengetahui beberapa titik di Kota Bengkulu tengah dilanda banjir akibat hujan deras Minggu malam (27/4), Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd, pagi kemarin langsung turun ke lokasi banjir tersebut. Gubernur didampingi Kadis PU Provinsi, Azwar Boerhan Kepala BPBD Provinsi Ir Kolendri, Kepala Dinkesos Harnyoto dan Kepala Dinsos Kota Bengkulu mengunjungi 4 lokasi banjir terbesar.
Lokasi yang dikunjungi itu, yakni di Jalan Gunung Bungkuk tepatnya RT 16 dan 17 Kelurahan Tanah Patah. Di tempat ini gubernur menemukan sekitar 17 rumah yang masih terendam banjir dengan kedalaman mencapai 20 Cm. Selain itu, di tempat ini juga terdapat 1 unit rumah tertimbun longsor akibat hujan deras tersebut yang mengakibatkan rumah bagian belakang ambruk ditimbun tanah. Gubernur pun sempat memberikan bantuan panik kepada korban banjir dan longsor tersebut.
Rumah tersebut diketahui miliki Agustari dengan kerugian yang dialaminya mencapai Rp 50 juta.
Setelah itu, gubernur dan rombongan pun melihat siring pembuangan yang terdapat di samping rumah mantan Calon Walikota Bengkulu, H Basri Muhammad di Kelurahan Kebun Tebeng. Di tempat ini gubernur mendapati bahwa penyebab banjir tidak hanya karena rumah warga berada di tempat yang rendah, namun juga disebabkan banyaknya bangunan baru seperti Ruko yang menghambat arus air.
\"Masalah ini tidak bisa hanya mengeruk siring, tapi bangunan yang ada di sekelilingnya juga harus ditiadakan. Dan ini dibutuhkan koordinasi dengan Pemerintah Kota Bengkulu,\" ungkap gubernur.
Tidak berhenti sampai di situ, gubernur pun melanjutkan peninjauannya ke RT 2 RW 1 Kelurahan Timur Indah, tepatnya di belakang SMAN 4 Kota Bengkulu. Di tempat ini terdapat 10 rumah terendam banjir, hanya saja air telah surut.
Menurut keterangan warga, setiap hujan turun rumah mereka selalu digenangi banjir dengan ketinggian mencapai 1 meter lebih.
\"Di sini memang lokasinya rendah sehingga selalu menjadi langganan banjir. Kendati begitu, kita tetap akan mencari format yang tepat bagaimana cara mengatasi banjir ini,\" kata gubernur.
Setelah itu, gubernur dan rombongan bertolak ke lokasi banjir yang terdapat di Sungai Babat Pagar Dewa, tepatnya di depan Pasar Pagar Dewa Kota Bengkulu. Tak kalah dengan daerah lainnya, ketinggian air ditempat ini mencapai 2 meter, karena siring yang dilalui air tersumbat sampah yang cukup banyak. Gubernur juga sempat memberikan bantuan panik terhadap warga di tempat ini.
\"Harus kita akui, bahwa keberadaan rumah warga yang rendah, tersumbatnya siring juga pemicu terjadinya banjir,\" ujarnya.
Bahkan untuk menggali sampah yang menumpuk disaluran siring tersebut tidak bisa menggunakan alat berat, sehingga gubernur pun memutuskan untuk memperkerjakan warga setempat dengan upah Rp 1,5 juta untuk mengangkat semua sampah-sampah tersebut.
\"Bagi korban yang masih digenangi banjir, saya sudah perintahkan kepada Dinas Sosial untuk memberikan makanan siap saji. Karena keadaan mereka cukup darurat di tengah genangan air,\" ucapnya.
Sementara itu, Kadis PU Provinsi Bengkulu, Azwar Boerhan saat diwawancarai mengungkapkan, pihaknya akan mengkaji guna mencari solusi persoalan tersebut, karena menurutnya jika mengambil langkah pengerukan siring tidak bisa dilakukan secara sepihak. Namun harus dilakukan secara keseluruhan, mengingat siring-siring pembuangan air itu saling berkesinambungan.
\"Siring-siring ini merupakan saling berkaitan, jika kita mengeruk muaranya saja, akan percuma karena di tempat lain pasti akan terjadi banjir. Karena itu, salah satu solusinya adalah mengeruk siring secara keseluruhan, terutama siring yang mudah meluap saat hujan turun,\" tandasnya. (400)